Permasalahan mengenai shalat yang khusyu' pada dasarnya menjadi masalah dari setiap orang muslim. Banyak yang mengeluhkan kenapa susah sekali untuk bisa khusyu' dalam shalat. Berbagai masukkan pun beragam, salah satunya ada yang mengatakan mesti tahu makna dari setiap bacaan shalat.
Memang benar saran tersebut, namun apakah bisa menjamin kita bisa khusyu'?
Pada dasarnya khusyu' bukanlah "sebab" melainkan "akibat". Jadi kita mesti tahu dulu apa sebab-sebab yang mengakibatkan kita susah untuk khusyu' dalam shalat.
Sesungguhnya yang terjadi dalam shalat adalah yang terjadi di luar shalat yang merupakan cerminan dari kita. Urusan shalat bukan hanya urusan ketika shalat tetapi terkait dengan sebelum dan sesudah shalat. Apa yang kita lakukan sebelum waktu shalat dan apa yang kita lakukan setelah melaksanakan shalat.
Shalat yang khusyu' dilihat dari sesudah ia shalat bukan ketika ia shalat. Maksudnya ialah apakah setelah melaksanakan shalat ia menjadi lebih baik dari segi perbuatan, ucapan dan hati.
Khusyu' itu bukan perbuatan badan, tetapi perbuatan hati. Orang yang kelihatan lama dan shalatnya tenang bahkan sampai menutup matanya belum tentu ia khusyu' karena khusyu' itu adanya di hati.
Shalat adalah pertemuan jiwa dengan Alloh Ar-Rahman.
Tidak sedikit umat islam yang menunaikan shalat, lengkap dengan syarat rukunnya. Namun sedikit sekali yang telah tersambung masuk ke "alam" shalat.
Kenapa bisa tidak tersambung?
Ada beberapa hal (4 selimut kehinaan) yang membuat terpisah (tidak tersambung) dari shalat-shalat yang ditunaikan:
1. Jiwa yang masih kotor oleh dosa, salah dan sia-sia
2. Jiwa yang belum sepandangan dengan Alloh Ta'ala (menolak atau tidak ingin mengikuti apa yang telah diaturkan).
3. Jiwa yang masih menghadap dunia
4. Jiwa yang belum mau "eling" (ingat)
Tiga ciri jiwa yang belum "eling":
1. Berbuat salah yang sudah diketahui salah
2. Memilih yang baik, padahal ada yang lebih baik
3. Lebih memilih kesenangan dunia dari pada kesenangan akhirat.
Apa yang harus dilakukan agar tersambung?
Memahami dan meresapi pesan spiritual yang terkandung dari syarat sah shalat.
Syarat sah shalat terdiri dari:
1. Suci dari hadast dan najis
2. Menutup Aurat
3. Menghadap Kiblat
4. Masuk Waktu Shalat
Pesan spiritual yang terkandung dalam syarat sah shalat tersebut adalah:
1. Suci dari hadast dan najis
Hal ini menuntun kita untuk membersihkan jiwa dari segala dosa, salah dan perbuatan
yang sia-sia.
2. Menutup Aurat
Hal ini menuntun kita untuk meluruskan sudut pandang kita dengan Alloh tentang
nilai-nilai hidup.
Contoh yang mudah saja untuk mengetahui apakah kita sepandangan dengan Alloh.
- Aurat pada umumnya dinilai sebagai sesuatu yang indah. Hal ini yang menjadikan
sebagian orang (yang memiliki pandangan seperti itu) bahwa aurat harus diperlihatkan
karena indah. Sesuatu yang indah jangan ditutupi.
Padahal sesungguhnya aurat adalah suatu keburukan atau aib yang menjadikannya wajib
untuk ditutupi.
3. Menghadap kiblat
Hal ini menuntun kita untuk mengahadapkan hidup kita sepenuhnya ke arah akhirat.
Apapun harus bernilai akhirat. Kala jiwa masih terbelenggu dengan kesenangan duniawi,
"bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi dalam mi'raj kepada Alloh?"
4. Masuk Waktu Shalat
Shalat selalu mengingatkan kita untuk sadar sebelum waktunya. Kesadaran hidup kita
selalu sejalan terhadap waktu. Waktu adalah hamparan sajadah hidup kita. Puncak
kesadaran kita adalah "Hari ini bisa jadi merupakan hari terakhir hidup saya."
Apakah shalat sudah menjadi kebutuhan kita?
Ataukah masih menjadi beban?
Apakah dosa dan kesia-siaan masih menjadi sesuatu yang menarik bagi hidup kita?
Padahal Alloh menciptakan dosa agar diketahui siapa yang benar-benar baik dan tidak.
Kala pandangan hidup kita belum sejalan dengan Alloh
Bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi ke mi'raj Alloh?
Wallahu'alam Bish showab.
Intisari Kajian Rutin Pagi Hari, Masjid Mardliyyah UGM
Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf
Apa yang harus dilakukan agar tersambung?
Memahami dan meresapi pesan spiritual yang terkandung dari syarat sah shalat.
Syarat sah shalat terdiri dari:
1. Suci dari hadast dan najis
2. Menutup Aurat
3. Menghadap Kiblat
4. Masuk Waktu Shalat
Pesan spiritual yang terkandung dalam syarat sah shalat tersebut adalah:
1. Suci dari hadast dan najis
Hal ini menuntun kita untuk membersihkan jiwa dari segala dosa, salah dan perbuatan
yang sia-sia.
2. Menutup Aurat
Hal ini menuntun kita untuk meluruskan sudut pandang kita dengan Alloh tentang
nilai-nilai hidup.
Contoh yang mudah saja untuk mengetahui apakah kita sepandangan dengan Alloh.
- Aurat pada umumnya dinilai sebagai sesuatu yang indah. Hal ini yang menjadikan
sebagian orang (yang memiliki pandangan seperti itu) bahwa aurat harus diperlihatkan
karena indah. Sesuatu yang indah jangan ditutupi.
Padahal sesungguhnya aurat adalah suatu keburukan atau aib yang menjadikannya wajib
untuk ditutupi.
3. Menghadap kiblat
Hal ini menuntun kita untuk mengahadapkan hidup kita sepenuhnya ke arah akhirat.
Apapun harus bernilai akhirat. Kala jiwa masih terbelenggu dengan kesenangan duniawi,
"bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi dalam mi'raj kepada Alloh?"
4. Masuk Waktu Shalat
Shalat selalu mengingatkan kita untuk sadar sebelum waktunya. Kesadaran hidup kita
selalu sejalan terhadap waktu. Waktu adalah hamparan sajadah hidup kita. Puncak
kesadaran kita adalah "Hari ini bisa jadi merupakan hari terakhir hidup saya."
Apakah shalat sudah menjadi kebutuhan kita?
Ataukah masih menjadi beban?
Apakah dosa dan kesia-siaan masih menjadi sesuatu yang menarik bagi hidup kita?
Padahal Alloh menciptakan dosa agar diketahui siapa yang benar-benar baik dan tidak.
Kala pandangan hidup kita belum sejalan dengan Alloh
Bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi ke mi'raj Alloh?
Wallahu'alam Bish showab.
Intisari Kajian Rutin Pagi Hari, Masjid Mardliyyah UGM
Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar