Senin, 05 Desember 2011

^_____^

Siramilah taman-taman hatimu dengan air surgawi
Sinarilah kelopak-kelopak  jiwamu dengan matahari keimanan
Dan biarkanlah nanti dia memekarkan kuncup-kuncup bunga dalam dirimu
Semoga kau akan menjadi manusia paling bahagia dalam istana kehidupanmu

Berbahagialah...!!!
Karena engkau tercipta untuk bahagia
Tersenyumlah di pantai hati agar kau bisa menikmati keindahan disekelilingmu!

Muhasabahku

Menyingkap tirai hati
Mengintai keampunan
Di halaman subur rahmat-Mu, Tuhan
Tiap jejak nan bertapak
Debu kejahilan
Akan ku jirus dengan madu keimanan


Destinasi cinta yang ku cari
Sebenarnya terlalu hampir
Hanya kabur kerana dosa di dalam hati
Telah ku redah daerah cinta
Yang lahir dari wadah yang alpa
Tiada tenang ku temui
Hanya kecewa menyelubungi


(Mestica_Destinasi Cinta)

Ku luangkan waktuku hari ini, malam ini, detik ini mengingat semua yang telah terjadi & yang ku lakukan dulu, 2 hari yang lalu, kemarin, hari ini dan sebelum ku mulai duduk menulis. Banyak yang terlewati & banyak juga yang terbuang percuma waktu yang aku gunakan. mengingat usia sudah 23 tahun, 4 bulan, 5 hari tak terasa memang......ah begitu banyak hal-hal yang sia2 dibanding kebaikan yang aku lakukan.

Entah bagaimana mereka menilai baik diri ini? padahal tidak seperti yang mereka ketahui. Apa yang nampak di diriku diluar aku anggap sebagai tembok tinggi yang menutupi semua hal-hal buruk tentangku. Aku yang masih sukar untuk bersyukur, aku yang masih mengikuti kehendak nafsu, aku yang masih dengan keegoisanku, mata ini masih ku pergunakan untuk melihat hal2 yang tidak perlu, telinga ini masih saja aku gunakan mendengar hal2 yang tidak baik, bibir ini masih tetap saja ku gunakan utk berbicara yang tidak baik, kaki ini masih ku langkahkan ke tempat yang menghabiskan waktuku dgn percuma, tangan ini belum sanggup ku gunakan untuk menolong sesama, apalagi hati ini masih saja ku tujukan pada duniawi yang palsu. 

Ya ALLAH, beribu kali aku memohon ampun tapi masih saja ku ulangi. Rasanya tidak pantas bagiku untuk menuntut banyak hal dariMU, sementara diri ini masih saja menduakan cintaMU.

Ya ALLAH ingin rasanya ku berteduh di rindang kasihMU

Lestarikan wadi kalbuku, oh Tuhanku
Leraikan aku dari pautan nafsu
Biarpun sukar bagiku melamar redha-Mu
Namun masihku mengharap ampunan-Mu

Kamis, 01 Desember 2011

PERSIAPKAN BEKALMU

Disetiap detik yang berlalu
Bertambah panjang langkah perjalanan
Semakin jauh jarak yang tertempuh dalam hidup ini
Semakin dekat kampung akhirat

Mari duduk sejenak sambil mengingat
Perjalanan ini takkan selamanya
Ada suatu masa nanti
Saatnya harus kembali pulang
Maka PERSIAPKAN BEKAL yang cukup!

SIAPKAH KITA?

Bila detik, menit dan hari terus berlalu dan tidak pernah kembali
Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk menyongsong Yaumul Hisab?

Sekiranya detik dan menit dalam hidup kita ini hanya bernilai rupiah dan dolar
Apakah yang akan menjadi pemberat amal kita kelak?

Jika langkah-langkah kaki kita yang menapaki bumi ini hanya sebatas rutinitas hampa akan nilai kesholihan
Mampukah kiranya kita memijak panasnya bumi Mahsyar kelak?

Dan kalaulah lemahnya ketaatan kita ini yang dominan
Bisakah kita menerima raport amal kita kelak dengan tangan kanan?

BERSYUKURLAH

Bersyukurlah....
Karena engkau tidak memiliki semua yang kamu inginkan
Jika engkau memiliki semuanya
Apa lagi yang hendak kau cari?

Bersyukurlah....
Saat engkau tidak mengetahui sesuatu
Karena hal itu memberimu kesempatan untuk belajar

Bersyukurlah....
Atas masa-masa sulit yang engkau hadapi 
Karena selama itulah engkau tumbuh menjadi dewasa

Bersyukurlah....
Atas keterbatasan yang engkau miliki
Karena itu memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri

Bersyukurlah....
Atas setiap tantangan baru karena hal itu akan membangun kekuatan.

Keep Istiqomah....^_^

Senin, 28 November 2011

لا يأس

Kita mampu melewati segala ujian kemarin dgn berhasil & kitapun tersenyum. Akankah ujian saat ini kita hrs mundur? Mantapkan hati dgn tujuan semula....yakinlah kita akan mampu melewatinya jg, sama seperti krmn atau bahkan lbh baik lg.

Ini belum berakhir dan bukan akhir.......lanjutkan ikhtiar kita.....jgn putus asa....mantapkan hati.....hilangkan keraguan....percaya ALLAH akan mudah semuanya..
Insya ALLAH ada jalan.....
Ishbir..ishbir...ishbir...^_^

Untuk apa Mengeluh???

Kenapa hari ini begitu melelahkan?
"dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. (QS. An-Naba:9)"

Kenapa cobaan ini begitu berat?

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah:286)"

Semua yang kulakukan sia-sia

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (QS. Az-Zalzalah: 7)"

Aku sudah berusaha...tapi....

"dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Al-Mukmin:60)"

Sepertinya mustahil..

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yasin:82)

MASIHKAH HARUS MENGELUH LAGI?????.....PADAHAL ALLAH TELAH MENJAMIN 
SEMUANYA....

KERUDUNG MERAH ITU (Bagian 1)






“Ana tertekan” ucapku pada sahabatku
“tertekan kenapa akhi??” ilham menanggapi dengan penasaran
Ya, ilham adalah sahabatku. Sudah 6 tahun lebih saya mengenalnya, semenjak masuk di universitas ini menjadi mahasiswa dan sampai sekarang, lantaran kompaknya sampai sekarang kuliah belum juga kelar.
Kami berasal dari daerah yang berbeda, ilham berasal dari Lampung dan saya berasal dari Riau, mungkin karena masih sama-sama dari pulau Sumatra yang menjadikan kami selalu kompak, namun yang pasti karena ukhuwah sesama muslim yang menjadikannya erat.

Hhhhhh” aku menghela nafas panjang, teringat kakak dikampung yang mungkin memikirkanku juga, kenapa adiknya tercinta ini belum juga kelar kuliahnya.
Antum tertekan karena belum tamat-tamat akh??” Tanya ilham lagi, nampaknya penasaran.
salah satunya itu akh”
“hmm….salah satunya? Berarti ada yang lain juga dong?”
“iya akh, kasian akak dikampung, tapi mau gimana lagi, sekarang saya harus usahakan” aku terdiam sejenak “ana juga tertekan karena setiap pengajian kok temanya tentang nikah terus ya?”
Hahahahaha, antum nih ada-ada saja” ilham menertawakanku, entah apa yang lucu tapi bagiku ini sangat serius.
Antum kok ketawa? Ana serius akh, ana sudah ingin menikah tapi belum juga menemukan” pandanganku menerawang. Aku begitu ingin menikah, bukan karena teman-teman ikhwan yang seusiaku sudah pada menikah, begitu juga dengan ilham yang saat ini sudah memiliki satu anak, bukan karena itu, tapi aku merasa sudah saatnya, diluar sana terlalu banyak godaan, dengan menikah insya ALLAH godaan itu hilang karena sudah ada yang menentramkan hati.
“Fajar Setyawan” ilham menyebut namaku sangat lengkap dengan sunggingan senyuman dibibirnya, entah apa yang dipikirkan oleh sahabatku ini, padahal sama sekali tidak ada yang lucu menurutku.
Akhi, sudah berapa biodata akhwat yang akhi tolak, dari yang masih berstatus mahasiswa sampai yang sudah bekerja, sebenarnya yang seperti apa yang akhi cari? Mau akhwat yang seperti apa?” Tanya ilham begitu serius
Ana juga bingung akh, ana tuh mencari seorang akhwat yang saat pertama kali ana melihatnya terasa sssrrrr dihati ana dan ana belum merasakan itu dari semua yang istri antum kenalkan kemarin”
“hmmm gitu yah?? Tapi setidaknya istikhorohlah dulu akhi”
“iya akh…..”

************************************************************
Tepat di sepertiga malam aku terbangun, aku ingin curhat dengan ALLAH Sang Pemilik Cinta, Pemberi solusi dari setiap permasalahan. Dalam sholatku dan doaku semuanya tertuju padaNya, biarlah Dia yang menuntaskan semua yang mendera dalam hatiku. Kuliahku, keinginanku ingin menikah sampai belum dipertemukannya aku dengan jantung hatiku. Seperti biasa selepas shalat dan doa, aku lantunkan ayat-ayat cinta milik-Nya, berusaha memahami makna dan menjalankannya. Subhanallah, indahnya bersama-Mu ya ALLAH.

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, Maka Sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar). (QS. Ath-Tuur: 48-49).

Ya, sabar adalah kuncinya, Allah akan menetapkan sesuatu atas diri hambaNya sesuai dengan prasangka hambaNya.

Pandanganku terarah pada jarum jam, tinggal sejam lagi waktu subuh. “sebaiknya aku rehat sebentar, tidurku cuma 3 jam tadi” gumamku dalam hati.

“Assalamu’alaikum ukhti”
“Wa’alaikum salam”
Jantungku berdetak kencang dari biasanya, akhwat berkerudung merah itu sungguh beda. Dia tersenyum ke arahku dan menjawab salamku, namun terus menunduk karena malu.

ALLAH AKBAR, ALLAH AKBAR…..

Aku tersentak kaget, mendengar suara adzan keras sekali, maklumlah kost-an aku berada tepat disamping masjid. Inilah hikmahnya kalau tinggal dekat masjid, bisa selalu dibangunkan waktu subuh sehingga tidak telat untuk berjamaah.
Ah rupanya tadi hanya mimpi, tapi seperti nyata…apakah itu jawaban dari doaku?..aku buyarkan lamunanku dan bergegas mengambil air wudhu.

***********
Hari tepat hari selasa, tidak ada perkuliahan, malas juga kekampus. Ku putuskan ke warnet, search bahan untuk tugas hari kamis. Setelah semua bahan tugas terkumpul iseng-iseng buka facebook, ah sudah lama rasanya ga update status…….

Hah, gadis berkerudung merah?? Tapi kok bercadar?” aku kaget melihat facebook akhwat memakai kerudung merah yang statusnya muncul di berandaku. Iseng aku lihat profilnya, ternyata dia di pulau yang jauh “Sulawesi”….”apa dia gadis di mimpiku semalam? Tapi kok bercadar? Pulaunya juga jauh” gumamku dalam hati, ada rasa ketidak yakinan tapi jantungku berdegup kencang. Tiap membuka facebook pasti yang aku cari adalah gadis itu, dia tak pernah mengaktifkan chatnya, statusnya juga tidak aneh-aneh yang tidak membuat tergerak hati ingin comment sekedar say hallo…..astaghfirullah…ada apa dengan aku? Manalah mungkin dia yang berada jauh disana dan aku disini bisa bertemu. “mungkin bukan dia, lagian aneh ketemu jodoh di dunia maya”

Hari-haripun berlalu, sudah ke empat kalinya aku memimpikan gadis berkerudung merah itu, “ah mimpi yang sama lagi, tapi tak bercadar”

Hari ini tak ada kuliah lagi, iseng aku ke warnet lagi mencari tau perihal sang pemilik kerudung merah itu. Ku beranikan diri mengirim pesan di facebooknya.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Afwan, jika pesan ana ini tidak seharusnya dan memang tidak seharusnya
Perkenalkan ana Fajar Setyawan, ana mahasiswa di salah satu universitas di Bandung, afwan jika ana lancang, ana sempat membaca profil ukhti, rupanya kita seangkatan.
Ana ingin bertanya, apa photo profil ukhti itu photo ukhti sendiri? Ukhti bercadar?
Afwan jika pertanyaan ana tidak berkenan
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dua hari ku tunggu balasan pesanku tidak ada juga, “apa mungkin akhwat itu marah? Atau memang tidak suka jadi tidak membalas?” semua pertanyaan-pertanyaan menduga-duga ada di kepalaku, ada rasa penyesalan kenapa harus mengirim pesan itu.
Hari ketiga ku coba cek lagi, Alhamdulillah ada balasan

Wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Iya itu photo saya sendiri, saya tidak bercadar, hanya sengaja tidak menampakkan wajah saja. Afwan jika photo itu mengganggu, mungkin saya harus menggantinya. Jujur saya jadi tidak nyaman.
Iya nampaknya kita memang seangkatan, saat ini saya juga sedang mengambil s2 saya di Yogyakarta.

Segera aku membalas pesan itu lagi,

Ana tidak bermaksud menyuruh ukhti mengganti photo ukhti, tapi jujur memang seharusnya ukhti tidak memasang photo ukhti sendiri walaupun wajahnya ditutup.
Oh sedang mengambil s2? Wah nampaknya ana kalah karena ana sampai sekarang ini masih s1. Afwan lagi jika pertanyaan saya ini sangat tidak pantas…apakah ukhti sudah menikah?

Selang sejam ada balasan lagi,

Iya tidak apa-apa, sudah saya ganti. Hmm….apa maksud antum bertanya begitu? Sudah menikah ataupun belum itu bukan urusan antum…afwan jika saya kasar. Wassalam….

Ada rasa penyesalan yang berat dalam hati ini, kenapa harus bertanya yang tidak pantas seperti itu. Segera ku kirim pesan lagi untuk gadis yang tidak ku kenal itu.

Afwan jiddan,

**************************************
Ah hari itu adalah terakhir aku berkirim pesan, sudah seminggu berlalu, namun rasa penyesalan masih ada plus aku malu. Tak ada lagi statusnya ku jumpai difacebook dan akupun tak berani lagi mengirim pesan, mungkin dia sibuk atau marah sekali. Entahlah……..

Hari ini hari kamis, aku sedang berada di Yogyakarta. Ada amanah dari LDK Universitaku yang harus dijalankan bersama sahabatku di Yogyakarta dan juga ilham sekaligus menjenguk istrinya yang memang sedang kuliah di salah satu Universitas di Yogyakarta. Karena pada hari itu hari kamis maka kami berdua juga ikut kajian rutin yang biasa diadakan pada pagi hari di Masjid yang berada di sekitar Kampus UGM.
Sesampai disana kami berdua begitu takjub, bagaimana tidak subhanallah begitu semangatnya ikhwan akhwat ini menuntut ilmu. Selesai menunaikan shalat dhuha, aku dan ilham bergegas kekampus tempat diadakannya kegiatan. Aku kaget saat menuju parkiran masjid, mataku tidak sengaja terarah pada sosok akhwat berkerudung merah yang hendak menaiki motornya, kerudungnya persis di mimpi itu, juga persis di photo profil akhwat yang ku kenal di facebook kemarin, namun sayang wajah di tutupi sleyer. “apa itu orangnya? Apa mereka orang yang sama?” ah lamunanku buyar karena ilham mengangetkanku.
“ada apa kok melamun akhi?”
ga ada apa-apa akhi” mencoba bersikap biasa
jangan terlalu banyak melamun, bahaya…heheheh”
Aku hanya bisa tersenyum…….
******************************************************
Di kampus kuceritakan semuanya pada ilham mulai dari mimpi itu sampai saat tadi di masjid kampus.
“afwan akhi, ana tidak bermaksud ikut menyalahkan akhi, tapi memang wajar akhwat di facebook itu jengkel, seharusnya antum tak perlulah mengirim pesan hanya karena mimpi itu. Akhwat yang memakai kerudung merah banyak, istighfar akhi” ilham menasehatiku.

iya, syukron. Ana menyesal akhi. Ana terlalu memperturutkan kehendak nafsu. Tapi yang ana heran saat ana membuka profilnya atau sekedar membaca statusnya, jantung ana deg-degan, begitu juga saat tidak sengaja melihat akhwat tadi di masjid” aku hanya menunduk…

hmmm….bahaya nih, hanya karena kerudung merah, membuat akhi jadi sepert ini. Gimana kalau istri ana pakai kerudung merah pula….jangan2 jantung antum deg-degan juga…hahahah” ilham menertawakanku…
 Aku hanya bisa tersenyum malu, membayangkan kelakar sahabatku itu benar-benar terjadi.
*************************************************************
Bersambung…….

Minggu, 06 Maret 2011

PROPOSAL CINTA



“Ndo, kapan kamu menikah ???”
“Abah kepingin kamu segera menikah sebelum waktu bapak habis dan dipanggil Gusti ALLAH”.
Air mata Zahrah jatuh, saat mengenang ayahnya yang telah dipanggil ALLAH 4 tahun yang lalu menyusul ibunya yang telah lebih dulu kembali. Sungguh ia sangat sedih, belum bisa memenuhi permintaan ayahnya untuk segera menikah, bukan karena belum ingin tetapi ALLAH belum berkehendak.
Zahrah adalah anak terakhir dari 4 orang bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Saat ini telah bekerja di salah satu instansi pemerintahan. Zahrah bukan warga asli Yogyakarta, dia berasal dari Sukoharjo dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di UGM, dan saat ini telah berhasil menyelesaikan pendidikannya.
Zahrah juga aktif diberbagai organisasi islam dan memegang kelompok tarbiyah di Yogyakarta.
Dan hari ini Zahrah betul-betul sedih, terkenang permintaan abahnya.
Iya abah, Zahrah ngerti....tapi abah, zahrah tidak mau seperti orang-orang pada umumnya, zahrah punya cara yang berbeda, namanya ta’aruf. Itu cara dalam islam bah
Yo wes, kalau gitu kamu segera ta’aruf saja”
“Iya bah, saat ini Zahrah mau menulis proposal untuk dicarikan sama murrobbi”
Secara lengkap proposal itu diisi dengan sangat detail termasuk sang ikhwan bersedia jika setelah menikah tinggal bersama dengan abahnya.
Waktu itu proposalnya ditulis tahun 2007, namun jodoh belum juga bertemu, sang abah keburu dipanggil ALLAH dan Saat ini sudah menginjak akhir tahun 2010. Namun walaupun begitu Zahrah tidak merasa putus asa, dia tetap semangat dalam berdoa, beraktifitas dengan dakwahnya. Yah, Zahrah termasuk kader islam yang tangguh, dia akhwat yang sangat bersemangat dalam dakwah walaupun cobaan datang silih berganti.

Zahrah, nanti ba’da ashar ukhti ke rumah ummi ya, ada yang ingin ummi sampaikan” Zahrah membaca sms dari murrobbinya dengan penuh tanda tanya. Apa yang akan ummi sampaikan....apakah berkaitan dengan proposal itu ???.
Sehabis shalat Ashar, zahrah langsung menstater motornya dan meluncur ke rumah murrobbinya. Dalam hatinya ia tak henti-hentinya berdoa, semoga ada kabar gembira yang selama ini di nantikannya. Tak lama zahrah pun sampai dipekarangan rumah ummu Aisyah.
Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam wr wb. Monggo zahrah, masuk....”
“Iya ummi”
Zahrah langsung memasuki rumah ummu Aisyah dan duduk di ruang belajar.
Ada apa ummi ??”
“Ada kabar gembira Zahrah, Ada ikhwan yang ingin ta’aruf dengan anti, dia sudah membaca proposal anti”
“Alhamdulillah y Allah”
“Oh ya, ini proposal ikhwan itu, silahkan anti baca juga. Emm...kalian akan bertemu besok disini, tapi untuk waktunya zahrah saja yang menentukan. Gimana, zahrah ada waktu besok ??”
“Iya, Insya ALLAH ummi. Aku pengen bertemu pukul 11.45, dan jam segitu sudah ada disini”
“Oke, nanti ummi minta suami ummi sampaikan ke dia”
“Emm..kalau begitu Zahrah permisi dulu ummi. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam wr wb, hati-hati dijalan ya”

Keesokkan harinya, Pukul 10.30 zahrah sudah berangkat menuju rumah ummu Aisyah. Dia tidak mau terlambat. 30 menit diperjalanan akhirnya sampai juga dirumah ummu Aisyah. Saat itu Zahrah begitu sangat gugup..Padahal sang ikhwan belum datang.
Sabar ya zahrah, tadi Faishal sms, katanya 5 menit lagi nyampe” kata ummu Aisyah.....dan hal itu membuat hati Zahrah semakin tidak karuan, dia begitu gugup.
Assalamu’alaikum” terdengar suara seorang ikhwan memberi salam dari luar. Ternyata dialah Faishal yang sedari tadi ditunggu oleh Zahrah.
eh, nak Faishal. Silakan masuk” suami ummu Aisyah menyambut penuh hangat ikhwan yang satu itu.
Faishal adalah alumni mahasiswa UIN jurusan tarbiyah dan saat ini juga telah bekerja dijakarta disebuah instansi pemerintahan juga. Faishal berasal dari Boyolali.
Afwan, rupanya ana telat”
“Antum tidak telat, tinggal 30 menit lagi pukul 12. Berarti lebih cepat 15 menit dari waktu yang ditentukan” terang suami ummu Aisyah.
Proses ta’aruf pun berjalan, rupanya mereka sudah merasa cocok. Zahrah dan Faishal tidak menggunakan waktu untuk berpikir lagi ataupun istikharah. Karena itu sudah dilakukan sebelumnya. Dan inilah jawaban Allah atas doa mereka.

Zahrah lalu memperkenalkan sang ikhwan dengan keluarganya dan begitu pula sebaliknya. Alhamdulillah ternyata masing-masing keluarga merestui. Kedua belah pihak keluargapun saling mengunjungi guna membicarakan hal-hal urgen selanjutnya untuk anak-anak mereka.

Malam itu Zahrah bangun tepat disepertiga malam. Dia bermunajat kepada Yang Maha Memiliki. Air matanya jatuh, entah itu luapan kebahagiaan atau kesedihan.
Ya, tentu saja dia sangat bahagia telah bertemu sang penjaga hatinya. Namun juga sedih karena kedua orang tuanya tidak dapat menyaksikan hari bahagianya menyempurnakan setengah agamanya yang tinggal 2 minggu lagi.
Terlebih lagi Faishal sempat menanyakan abahnya, karena dia sempat membaca syarat yang diajukan oleh Zahrah. Faishal pun juga ikut bersedih tidak sempat bertemu dengan calon mertuanya itu.

Akhirnya, hari bahagia itupun tiba.......semua yang datang begitu sangat berbahagia, mulai dari teman-teman ngaji Zahrah sampai adik-adik yang dibimbingnya.
Ya....Allah telah mempertemukan Zahrah dan Faishal dengan cara yang unik. Yang jauh dari ikhtilat. Cinta mereka tumbuh karena ALLAH.
Allah menyatukan mereka lewat proposal cinta yang diajukan dengan isi yang ditulis dengan jujur guna mencari ridho ALLAH.

___SELESAI___

Minggu, 20 Februari 2011

TAK KU TEMUKAN DIRIMU DI SHALAT ISTIKHARAHKU

Hari ini hari sabtu. Seperti biasanya jam 6.30 Nissa berangkat ke kampus untuk mengikuti kajian rutin yang diadakan di masjid kampus yang biasa dilaksanakan setiap tiga kali seminggu, yakni selasa (khusus akhwat), kamis dan sabtu yang dimulai dari pukul 06.30.
Annisa adalah seorang mahasiswi pasca sarjana yang berasal dari sulawesi tenggara. Setelah berhasil menyelesaikan studinya di salah satu Universitas di Sulawesi Tenggara, ia langsung mendaftarkan diri ke UGM dengan mengambil jurusan komunikasi di fakultas ilmu politik.
Pagi itu setelah meminta izin kepada sang kakak, Nissa langsung segera menstarter motornya dan berangkat. Subhanallah, ia sungguh sangat bersemangat sekali untuk mencari ilmu akhirat. Baginya itu adalah bekalnya nanti, karena tanpa ilmu dia seperti orang yang berjalan tanpa arah. Lantaran semangatnya menuntut ilmu islam, Nissa sampai tidak semangat untuk kuliah. Yah, mungkin disitulah letak kesalahan Nissa, yang seharusnya menyeimbangkan keduanya. Untung saja ada orang tuanya yang selalu menyemangatin Nissa dan juga nasehat dari sang kakak yang saat ini tinggal berdua djogya dengannya.

Alhamdulillah, sampai juga di masjid yang dituju....untung saja kajiannya belum di mulai, kalau terlambat sedikit saja, tulisan dblognya nanti tidak bakalan lengkap. Sabtu itu tepatnya tanggal 25 Desember 2010, agenda materi yang akan di bahas adalah tentang Kitab Riyadushsholihin. Annisa begitu hikmat memperhatikan penjelasan dari sang Ustadz, tapi walaupun begitu setiap ada akhwat yang baru datang dan kebetulan duduk di dekatnya, Nissa tetap dengan ramah tersenyum dan mengucapkan salam. Yah, Nissa selalu berupaya untuk menerapkan sunnah Rosul yang satu ini, yaitu senyum karena senyum juga merupakan sedekah.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, itu pertanda kajian pagi itu harus di akhiri. Dan semua jamaah kembali kepada rutinitas dunia seperti biasanya.
Annisa begitu senang berada di kota Gudeg ini, karena sebagian besar warganya sangat sadar akan pentingnya menuntut ilmu islam tanpa harus di paksa-paksa mereka datang sendiri dengan semangatnya. Yah, inilah yang selalu didambakan oleh Nissa, berada di antara orang-orang yang religius, seperti lagunya Opick_Tombo Ati, bahwa salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang sholeh dan alhamdulillah impiannya terwujud. Emm, kalau di pikir-pikir dulu, Nissa mesti di paksa untuk melanjutkan kuliah di Jogya, dengan terpaksa akhirnya Nissa mau juga. Tapi setelah sampai di jogya, Nissa malah kerasan karena suasana jogya yang islami.

Setelah kajian pagi itu berakhir, Nissa tidak langsung pulang. Nissa terlebih dahulu melaksanakan shalat Dhuha 8 rakaat setelah itu dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an, Nissa membaca surah-surah cinta dari ALLAH SWT yang sangat dia sukai. Nissa begitu sangat menyukai Surah Ar-Rohman, Al-Waqiah, Al-Mulk, Al-Kahfi, Nuh dan Yassin. Namun pagi itu Nissa hanya membaca Surah Ar-Rohman, Al-Waqiah, Al-Mulk dan Nuh.
Dalam surah Ar-Rohman ayat 19-20 yang artinya, 19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, 20. antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Nissa teringat akan sungai yang berada dalam laut yang terletak di suatu negara, namun airnya tidak bercampur. Subhanallah...Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan ????

Annisa tersentak, hatinya serasa sejuk, karena saat itu seperti biasanya dia mendengar seseorang membaca Al-Qur’an begitu sangat merdunya. Nissa begitu penasaran siapa ikhwan yang mempunyai suara yang merdu itu, yang membuat hatinya sejuk saat mendengarnya melantunkan ayat suci AL-Qur’an. Ayat-ayat cinta yang di turunkan oleh ALLAH Sang Pemilik Cinta Yang Agung untuk hamba-hamba-Nya. “Seandainya, ALLAH mentakdirkan aku dengan sang ikhwan. Mungkin akulah wanita yang beruntung” bisik Nissa dalam hatinya, namun Nissa buru-buru beristighfar.
Waktu telah menunjukkan pukul 10.15, tak terasa ia sudah terlalu lama di dalam masjid, Nissa sampai lupa kalau pagi itu belum sarapan. Nissa kemudian bergegas ke parkiran tempat motornya di parkir. Seperti biasa Nissa tak lupa memakai perkakasnya (hehehehe) mulai dari sarung tangan, penutup wajah, karena hari itu cuaca subhanallah panas pisan euy....
Nissa kemudian menstarter motornya, namun sayang motornya ga mau di ajak kompromi....sampai lelah nissa mencoba. “Ya ALLAH tolong Nissa” gumam Nissa dalam hatinya.

Assalamu’alaikum, ada apa ukhti ???” seorang ikhwan menegur Nissa, mungkin nampak di lihatnya Nissa sedang dalam kesusahan.
“Wa’alaikum salam, motor ana ga bisa nyala mas, ga tau kenapa”
“Oh afwan, bisa ana bantu ukh ???”
“Dengan senang hati mas, hatur nuhun sebelumnya”, “Alhamdulillah, ya ALLAH, Engkau telah mengirim jundi-Mu untuk menolongku” Gumam Nissa dalam hatinya.
“Oh ini karena businya basah ukhti” ucap sang ikhwan sambil mengelap busi yang berhasil dia buka.
“Oh gitu ya mas, ana ga tau....ana taunya cuman pake doang” Ucap Nissa sambil menertawakan dirinya dalam hati.
Motor pun coba distater oleh sang ikhwan...alhamdulillah motornya dah ga ngambek lagi.
“Alhamdulillah ukhti, sudah bisa nih”
“syukron jiddan mas”
“Iya Ukhti, Ma’syukri” ucap sang ikhwan datar banget.........tapi tetap senyum...emm senyum ga yach ?? soalnya Nissa sama sekali tidak berani melihat wajah sang ikhwan.
Sang ikhwan pun berlalu, segera masuk ke dalam masjid.....”Afwan mas, namanya siapa ???” wah ternyata Nissa penasaran juga nama sang ikhwan, ya jelas dong, kan udah di tolongin, sombong banget kalau nama ajha ga bs di tanyain.
Sang Ikhwan yang belum terlalu jauh menoleh, ”Furqon” dan kemudian berjalan kembali masuk ke dalam masjid.
Nissa hanya tersenyum simpul sendiri dan segera beranjak dari tempat itu untuk pulang.

Hari-hari pun berlalu, setiap datang kajian Nissa tidak pernah lagi bertemu dengan sang ikhwan yang bernama Furqon itu. Namun Nissa tidak mempermasalahkannya karena Nissa lebih tertarik mendengar suara seorang ikhwan yang selalu membaca AL-Qur’an sehabis Dhuha. Hatinya betul-betul sejuk mendengarnya walaupun begitu dia juga tidak berusaha mencoba untuk mencari tahu siapa orang yang mempunyai suara merdu itu, karena bagi Nissa mendengarkannya saja sudah cukup tanpa perlu harus tahu siapa orangnya.

Waktu itu hari selasa, sesuai jadwal ada kajian khusus akhwat di masjid yang sama. Nissa bertemu dengan seorang akhwat pada saat kajian tersebut belum di mulai, mereka berkenalan...
“Assalamu’alaikum ukhti” sapa seorang akhwat dengan wajah yang teduh, subhanallah tanda wanita sholehah insya ALLAH.
“Wa’alaikum salam wr wb ukhti” jawab Nissa sambil tersenyum ramah
“Kenalin, nama aku Aisyah”
“Oh senang berkenalan dengan ukhti, nama aku Annisa ukh”
“kuliah dimana ukh ???”
“Aku mahasiswi UGM jurusan Komunikasi, klo anti ??”
“Aku di UNY ukh jurusan Komunikasi juga sama ma ukhti Nissa”
“wah kalau gitu kita bisa saling sharing dong, angkatan berapa ukh ??”
“Aku angkatan 2009 ukh, kalau ukhti ???”
“Aku angkatan 2010 ukh. Asalnya dari mana kalau boleh tau ??”
“Wah adik tingkatku dong ukh....hehehehe....aku asli dari Boyolali ukh, kalau ukhti sendiri dari mana ??”
“Hehehehe jangan salah ukh, aku lebih kakak dari ukhti, soalnya aku disini lanjutin kuliah. Aku teh dari sulawesi tenggara ukh”
“Oh berarti ngambil s2 dong, subhanallah...hebat ya. Dari sulawesi tenggara ukh ?? tapi kok logatnya sunda ukh??
“Ah ga hebat ukh, hanya udah rezeky aku disini mah. Hehehehe Eyang aku orang sunda ukh, jadi kadang suka terpengaruh”
“oh gitu”
Tanpa terasa mereka berdua sudah begitu akrab, padahal baru saja berkenalan 5 menit yang lalu. Subhanallah ukhuwah dalam islam memang luar biasa.

Annisa dan Aisyah semakin hari semakin akrab, hingga pada suatu hari ketika di LDK Aisyah mengadakan kajian, Nissa pun turut diundangnya. Karena pada dasarnya Nissa adalah muslimah yang begitu bersemangat mengejar akhirat, dia sama sekali tidak merasa canggung untuk memenuhi undangan sahabat barunya itu.
Setiba di UNY, Nissa langsung saja masuk ke dalam musholla tempat kajian akan di adakan. Sambil menunggu Aisyah yang masih sibuk dengan persiapan untuk kajian di sekretariat LDK, Nissa membuka Al-Qur’an yang dibawanya. Baru saja membaca satu ayat, tiba-tiba batin Nissa tersihir dengan suara merdu yang sama didengarnya di masjid kampus UGM. Suara yang selalu membuat hati Nissa menjadi tenang. Nissa menghentikan bacaan Al-Qur’annya dan mendengarkan dengan khusu’ lantunan suara itu, tanpa terasa air mata Nissa mengalir, karena kandungan dari surah Al-Mulk yang dibaca begitu sangat dihayatinya.
“Assalamu’alaikum mbak Nissa” Sapa Aisyah yang sedari tadi memperhatikan Nissa dari jauh terdiam sendiri.
“Wa’alaikum salam mbak, ah mbak buat aku jadi kaget” sambil mengusap air matanya dan tersenyum pada sahabatnya itu.
“Kok kaget sich mbak ??? menghayal ya ?? hayoo hayalin apaan ??” gurau Aisyah...
“Enak ajha menghayal, ga dong mbak. Aku dengerin bacaan Al-Qur’an yang dilantukan barusan oleh ikhwan tadi. Subhanallah indah sekali” sambil tersenyum simpul malu.
“Oh gitu toh.....yang tadarus barusan tuh mas saya mbak. Namanya mas Furqon”
“Furqon ???” Nissa kaget, karena nama itu tidak asing baginya.
“Iya mbak. Mbak kenal ???”
“Emmm.....iya aku kenal mbak, dia pernah menolong membetulkan motor aku yang mogok”
“Oh jadi yang di tolong mas Furqon waktu itu mbak Nissa ??? Mas Furqon pernah cerita mbak, dia agak menyesal kenapa lupa menanyakan nama mbak waktu itu”.
Lama berbincang-bincang, tiba-tiba ketua panitia berbicara bahwa kajian akan segera di mulai. Semua ikhwan dan akhwat begitu hikmat mendengarkan materi kajiannya dan begitu antusias bertanya. Subhanallah sungguh sangat bersemangatnya mereka. Inilah yang membuat Nissa menjadi semakin betah berada di kota gudeg ini.
Setelah kajian selesai, karena kajian memang di agendakan sampai waktu Ashar. Aisyah dan Nissa bergegas keluar dari mushollah, tiba-tiba Aisyah di panggil oleh seorang ikhwan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri.
Aisyah segera menghampiri sang kakak, tak beberapa lama Aisyah memanggil Annisa, ternyata Aisyah bermaksud memperkenalkan Annisa pada sang kakak.

Ternyata awal pertemuan mereka antara Annisa dan Furqon memiliki rasa ketertarikan, maka di mulailah ta’aruf di antara mereka berdua, tentu saja lewat perantara sang adik (Aisyah).
Furqon adalah mahasiswa UNY fakultas ilmu politik jurusan komunikasi juga, dia angkatan 2005 dan setahun lebih tua dari Annisa. Furqon adalah seorang ikhwan yang cerdas, hanya saja dia begitu sibuk dalam LDK dan dakwah di luar kampus sehingga membuatnya menunda untuk menyelesaikan kuliah S1nya.
Furqon ingin sekali menikah secepatnya, karena takut akan godaan dunia yang begitu sangat menjadi-jadi. Annisa pun juga seperti itu.
Annisa kemudian mengutarakan maksudnya pada orang tuanya di sulawesi, namun sayang orang tua Nissa menginginkan Nissa untuk menyelesaikan S2nya terlebih dahulu. Tapi jika memang ingin segera menikah, orang tuanya menginginkan sang calon suami harus minimal lulusan S1. Kriteria suami tidak perlu kaya karena pada dasarnya keluarga Nissa dan Nissa sendiri adalah keluarga yang sederhana yang tidak mementingkan harta di atas segala-galanya yang terpenting yang menjadi pendamping sang anak adalah laki-laki yang sholeh namun dengan syarat harus selesai minimal S1 serta telah bekerja.

Hal itu kemudian disampaikan pada Furqon, namun Furqon tidak bisa menunggu lama karena pada dasarnya kuliah Furqon masih setahun lagi, dan untuk soal kerjaan, Furqon sama sekali tidak masalah karena Furqon memang telah bekerja.
Annisa pun menyarankan Furqon untuk ta’aruf dengan akhwat lain yang bersedia menikah secepatnya. Namun Furqon tidak mau karena ia sudah menyimpan rasa cinta kepada Annisa dari pertama kali mereka bertemu di masjid kampus UGM.

Annisa semakin bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Dia coba lagi membicarakan pada orang tuanya, namun orang tuanya tetap kekeh dengan keputusan awal.
Annisa juga sebenarnya berat mengikhlaskan Furqon untuk ta’aruf dengan akhwat lainnya, karena ia juga mencintai Furqon semenjak mendengar suara merdu Furqon saat membaca Al-Qur’an.
Dalam pandangan Annisa, Furqon adalah ikhwan yang sempurna. Dia penghafal Al-Qur’an, bahasa arabnya sempurna, bacaan Al-Qur’an dan tartilnya subhanallah sempurna bagi Nissa, Furqon pun juga seorang hamba ALLAH yang berhati lembut, kesehariannya subhanallah sungguh menerapkan sunnah Rosul karena begitu cintanya ia pada Rosul ALLAH, tapi tentu saja ada beberapa kelemahan pada diri Furqon karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna, namun hal itu tidak menjadi masalah untuk Nissa, karena kekurangan itu tertutupi dengan kesholehan Furqon.

Seperti biasa, di sepertiga malam Nissa bangun untuk melaksanakan shalat sunnah Qiyamul Layl dan selanjutnya diteruskan dengan witir 3 rakaat. Setelah itu Nissa bermunajah kepada ALLAH, Sang Pemilik Cinta Yang Agung. Air matanya mengalir, ia begitu terhanyut dalam doa-doanya.....
Ya ALLAH, Ya Robbi........
Ampuni dosa-dosa hamba
Dosa kedua orang tua hamba
Dan dosa orang-orang mukmin

Ya ALLAH
Jangan lepaskan dan jauhkan hamba dari hidayah-MU
Jadikan hamba sebagai hamba-Mu yang senantiasa bersyukur setiap detiknya atas Rahmat dan nikmat yang Engkau berikan.

Ya ALLAH
Hamba tidak punya daya apapun tanpa bantuan-MU
Hamba lemah tanpa-MU
Ya ALLAH
Hamba jatuh cinta
Dan aku tahu Engkau lebih tahu dengan perasaan hamba
Berilah petunjuk kepada hamba ya ALLAH
Jika Mas Furqon adalah yang aku butuhkan dan terbaik untukku serta aku terbaik untuk mas Furqon,
Maka satukanlah kami dalam cinta-MU yang suci

Sungguh Engkau lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-MU
Aamin Allahumma Aminn......

Doa itupun yang selalu di panjatkan di setiap shalat istikhorohnya...mungkin itulah pertama kalinya dia shalat istikhoroh...
Setelah lima kali shalat istikhoroh dia menemukan jawaban atas doanya. Nissa tersenyum atas jawaban doanya tersebut, inilah yang terbaik buat Nissa dari ALLAH ^_^.

Kemudian Nissa menghubungi Aisyah saudara perempuan Furqon. Nissa ingin berbicara hal penting dengan Furqon. Aisyah pun mengatur tempat dan waktu mereka bertemu.

Pertemuan ditetapkan di musholla UNY tempat mereka mengadakan kajian waktu itu. Tanpa mengulur-ulur waktu Nissa membuka pembicaraannya dan ini sungguh sangat berat untuk Annisa karena dalam diam ia begitu mencintai Furqon dan begitu pula dengan Furqon.
“Mas, ana sudah beberapa kali kompromi dengan ortu ana, tapi keputusannya tetap saja. Ana juga sudah istikharah.....5 kali ana melakukan shalat istikharah, ana mendapat jawaban dari doa ana. Mungkin ini berat untuk ana sendiri, sungguh sangat berat....” Nissa menghentikan kata-katanya, dadanya begitu sesak, air matanya jatuh. Nissa sungguh tidak kuat harus mengambil keputusan karena ia sudah terlanjur cinta dengan ikhwan yang ada di depannya itu.
Furqon pun hanya terdiam, air matanya juga jatuh...untung tidak terlihat karena musholla itu menggunakan pembatas untuk ikhwan dan akhwat. Furqon tidak mampu berkata-kata, dia sudah bisa menebak apa yang akan diutarakan oleh akhwat yang dengan diam juga ia cintai.

“Maafkan Nissa mas. Nissa tidak bisa melanjutkan ta’aruf kita. Nissa tidak menemukan mas di istkharah Nissa” melanjutkan kata-katanya yang sempat terhenti.
seperti yang sudah Nissa katakan dari kemaren-kemaren, silahkan mas ta’aruf dengan akhwat lainnya.....insya ALLAH Nissa ikh...lass”
“Iya ukhti, jika itu sudah menjadi keputusan ukhti dan juga merupakan jawaban dari ALLAH, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Sungguh ini sangat berat bagi aku uhkti, ukhti pasti tau kenapa begitu berat, tapi jika itu yang harus terjadi, ya sudah saya terima keputusan ukhti” dada Furqon benar-benar sesak mengatakan hal itu pada Annisa, tapi apa boleh buat. Inilah yang seharusnya, mereka berdua tidak dapat melawan takdir bahwa mereka berdua tidak ditakdirkan untuk bersama terikat dalam suatu mahligai yang suci atas ridho ALLAH.


S E L E S A I