Senin, 10 Desember 2012

JELAJAH HATI: HATI YANG SELALU TERJAGA KESUCIANNYA



Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf
KAJIAN RUTIN PAGI HARI MASJID MARDLIYYAH UGM

Lika-liku hidup hanya terdapat pada pikiran, yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Seperti apapun lika-liku hidup yang kita alami, toh pada akhirnya akan berakhir pada akhirnya. Akhir dari segala akhir hidup kita adalah “MATI” yang akan di awali dengan “SAKARATUL MAUT.” Orang yang sakaratul mautnya ringan adalah orang yang BAIK yang selalu patuh pada ﷲ dan tidak mau menyusahkan diri dan orang lain.
Patuh pada ﷲ adalah menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sedangkan orang yang baik tidak suka jengkel pada orang lain.

Sakaratul maut akan terasa ringan jika:
1.    Tenang
2.    Ikhlas
3.    Ingat ﷲ
dan dari ketiganya tersebut syaratnya kita adalah ORANG YANG BAIK.

ﷲ berfirman dalam QS. Al-Imron: 193
.......watawaffanaa ma'al abror   
dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang baik
 
Kata al abror berasal dari kata albirru  yang berarti baik.
Dalam pandangan Rosululloh SAW, bahwa Husnul Khulqi (orang yang baik akhlaknya) ada batasannya, yakni Husnul ittishol (baik hubungan) dengan ﷲ (Billah), dengan orang lain atau sesama (Bil ghoir), dengan diri sendiri (Bil nafsi) yang kesemuanya di awali dengan baiknya pikiran.

-    Billah
     Caranya adalah
     1.    Bidz dzikr (dzikir) yakni hati yang selalu ingat dengan ﷲ . Hal ini dibuktikan dengan
            a)    yakin akan detail dan telitinya pengawasan ﷲ Ta’ala (Al yaqiinu bi 
                   muroqobatillah)
                   
                   "dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha 
                    mengetahui segala isi hati. (QS. Al-Mulk: 13).
             b)    Yakin bahwa pengawasan (muroqobah) ﷲ untuk kebaikan kita.
      2.    Rela dengan sedikitnya dunia (Arridho bil qoliil) yang batasannya adalah tidak 
             merasa bahwa nikmat yang ada sebagai nikmat yang sedikit, yang pada akhirnya 
             memilih sikap yang paling disukai ﷲ Ta’ala.
             Sikap yang paling disukai ﷲ mengenai rezeki adalah: bersyukur atas musibah (Asy 
             syukru ‘alalbala) dan bersabar atas nikmat (Wash shobru ‘alal ala).

-    Bil ghoir
     Caranya adalah memiliki hati yang ikhlas. Hati yang selalu lapang kepada siapapun baik 
     yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Tidak berpikir apapun kepada 
     siapapun kecuali berpikir baik. Hati yang ikhlas adalah tabungan kita untuk sakaratul 
     maut. 
     Bukti kita ikhlas adalah pada saat disakiti, direndahkan dan dihina oleh orang lain kita 
     tetap memasang mimik wajah terbaik, hati yang bersih dan memaafkan serta 
     mendoakan agar mereka menjadi baik atau bahkan merelakan hak kita untuk orang lain 
     atau mengambil alih beban sesama serta membalas keburukan orang dengan kebaikan.

-    Bil Nafsi

     Mempunyai hubungan baik dengan diri sendiri berarti tidak membebani diri dengan 
     sikap cinta dan rakus pada dunia dan memiliki sikap yang tenang. Yang perlu dilakukan 
     adalah memandang dunia adalah jalan menuju akhirat bukan menjadikan dunia adalah 
     tujuan sehingga apapun harus bernilai akhirat. Syaratnya adalah Bir Raghib (cinta pada 
     akhirat). 
     Ciri orang yang baik kepada diri sendiri adalah memandang urusan dunia sebagai urusan 
     yang biasa (zahibun fid-dunya) dan memandang urusan akhirat sebagai urusan yang luar 
     biasa (Raghibun fil-akhirah).

-    ﷲ  mencatat amal dari setiap amal yang kita mengamalkannya.
-    Bersyukur atas musibah adalah upaya untuk terus bersabar.
-    Cara melapangkan rezeki adalah melapangkan hati kita, menerima dengan lapang 
     apa yang ﷲ berikan.










2 komentar: