Senin, 28 November 2011

KERUDUNG MERAH ITU (Bagian 1)






“Ana tertekan” ucapku pada sahabatku
“tertekan kenapa akhi??” ilham menanggapi dengan penasaran
Ya, ilham adalah sahabatku. Sudah 6 tahun lebih saya mengenalnya, semenjak masuk di universitas ini menjadi mahasiswa dan sampai sekarang, lantaran kompaknya sampai sekarang kuliah belum juga kelar.
Kami berasal dari daerah yang berbeda, ilham berasal dari Lampung dan saya berasal dari Riau, mungkin karena masih sama-sama dari pulau Sumatra yang menjadikan kami selalu kompak, namun yang pasti karena ukhuwah sesama muslim yang menjadikannya erat.

Hhhhhh” aku menghela nafas panjang, teringat kakak dikampung yang mungkin memikirkanku juga, kenapa adiknya tercinta ini belum juga kelar kuliahnya.
Antum tertekan karena belum tamat-tamat akh??” Tanya ilham lagi, nampaknya penasaran.
salah satunya itu akh”
“hmm….salah satunya? Berarti ada yang lain juga dong?”
“iya akh, kasian akak dikampung, tapi mau gimana lagi, sekarang saya harus usahakan” aku terdiam sejenak “ana juga tertekan karena setiap pengajian kok temanya tentang nikah terus ya?”
Hahahahaha, antum nih ada-ada saja” ilham menertawakanku, entah apa yang lucu tapi bagiku ini sangat serius.
Antum kok ketawa? Ana serius akh, ana sudah ingin menikah tapi belum juga menemukan” pandanganku menerawang. Aku begitu ingin menikah, bukan karena teman-teman ikhwan yang seusiaku sudah pada menikah, begitu juga dengan ilham yang saat ini sudah memiliki satu anak, bukan karena itu, tapi aku merasa sudah saatnya, diluar sana terlalu banyak godaan, dengan menikah insya ALLAH godaan itu hilang karena sudah ada yang menentramkan hati.
“Fajar Setyawan” ilham menyebut namaku sangat lengkap dengan sunggingan senyuman dibibirnya, entah apa yang dipikirkan oleh sahabatku ini, padahal sama sekali tidak ada yang lucu menurutku.
Akhi, sudah berapa biodata akhwat yang akhi tolak, dari yang masih berstatus mahasiswa sampai yang sudah bekerja, sebenarnya yang seperti apa yang akhi cari? Mau akhwat yang seperti apa?” Tanya ilham begitu serius
Ana juga bingung akh, ana tuh mencari seorang akhwat yang saat pertama kali ana melihatnya terasa sssrrrr dihati ana dan ana belum merasakan itu dari semua yang istri antum kenalkan kemarin”
“hmmm gitu yah?? Tapi setidaknya istikhorohlah dulu akhi”
“iya akh…..”

************************************************************
Tepat di sepertiga malam aku terbangun, aku ingin curhat dengan ALLAH Sang Pemilik Cinta, Pemberi solusi dari setiap permasalahan. Dalam sholatku dan doaku semuanya tertuju padaNya, biarlah Dia yang menuntaskan semua yang mendera dalam hatiku. Kuliahku, keinginanku ingin menikah sampai belum dipertemukannya aku dengan jantung hatiku. Seperti biasa selepas shalat dan doa, aku lantunkan ayat-ayat cinta milik-Nya, berusaha memahami makna dan menjalankannya. Subhanallah, indahnya bersama-Mu ya ALLAH.

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, Maka Sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar). (QS. Ath-Tuur: 48-49).

Ya, sabar adalah kuncinya, Allah akan menetapkan sesuatu atas diri hambaNya sesuai dengan prasangka hambaNya.

Pandanganku terarah pada jarum jam, tinggal sejam lagi waktu subuh. “sebaiknya aku rehat sebentar, tidurku cuma 3 jam tadi” gumamku dalam hati.

“Assalamu’alaikum ukhti”
“Wa’alaikum salam”
Jantungku berdetak kencang dari biasanya, akhwat berkerudung merah itu sungguh beda. Dia tersenyum ke arahku dan menjawab salamku, namun terus menunduk karena malu.

ALLAH AKBAR, ALLAH AKBAR…..

Aku tersentak kaget, mendengar suara adzan keras sekali, maklumlah kost-an aku berada tepat disamping masjid. Inilah hikmahnya kalau tinggal dekat masjid, bisa selalu dibangunkan waktu subuh sehingga tidak telat untuk berjamaah.
Ah rupanya tadi hanya mimpi, tapi seperti nyata…apakah itu jawaban dari doaku?..aku buyarkan lamunanku dan bergegas mengambil air wudhu.

***********
Hari tepat hari selasa, tidak ada perkuliahan, malas juga kekampus. Ku putuskan ke warnet, search bahan untuk tugas hari kamis. Setelah semua bahan tugas terkumpul iseng-iseng buka facebook, ah sudah lama rasanya ga update status…….

Hah, gadis berkerudung merah?? Tapi kok bercadar?” aku kaget melihat facebook akhwat memakai kerudung merah yang statusnya muncul di berandaku. Iseng aku lihat profilnya, ternyata dia di pulau yang jauh “Sulawesi”….”apa dia gadis di mimpiku semalam? Tapi kok bercadar? Pulaunya juga jauh” gumamku dalam hati, ada rasa ketidak yakinan tapi jantungku berdegup kencang. Tiap membuka facebook pasti yang aku cari adalah gadis itu, dia tak pernah mengaktifkan chatnya, statusnya juga tidak aneh-aneh yang tidak membuat tergerak hati ingin comment sekedar say hallo…..astaghfirullah…ada apa dengan aku? Manalah mungkin dia yang berada jauh disana dan aku disini bisa bertemu. “mungkin bukan dia, lagian aneh ketemu jodoh di dunia maya”

Hari-haripun berlalu, sudah ke empat kalinya aku memimpikan gadis berkerudung merah itu, “ah mimpi yang sama lagi, tapi tak bercadar”

Hari ini tak ada kuliah lagi, iseng aku ke warnet lagi mencari tau perihal sang pemilik kerudung merah itu. Ku beranikan diri mengirim pesan di facebooknya.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Afwan, jika pesan ana ini tidak seharusnya dan memang tidak seharusnya
Perkenalkan ana Fajar Setyawan, ana mahasiswa di salah satu universitas di Bandung, afwan jika ana lancang, ana sempat membaca profil ukhti, rupanya kita seangkatan.
Ana ingin bertanya, apa photo profil ukhti itu photo ukhti sendiri? Ukhti bercadar?
Afwan jika pertanyaan ana tidak berkenan
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dua hari ku tunggu balasan pesanku tidak ada juga, “apa mungkin akhwat itu marah? Atau memang tidak suka jadi tidak membalas?” semua pertanyaan-pertanyaan menduga-duga ada di kepalaku, ada rasa penyesalan kenapa harus mengirim pesan itu.
Hari ketiga ku coba cek lagi, Alhamdulillah ada balasan

Wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Iya itu photo saya sendiri, saya tidak bercadar, hanya sengaja tidak menampakkan wajah saja. Afwan jika photo itu mengganggu, mungkin saya harus menggantinya. Jujur saya jadi tidak nyaman.
Iya nampaknya kita memang seangkatan, saat ini saya juga sedang mengambil s2 saya di Yogyakarta.

Segera aku membalas pesan itu lagi,

Ana tidak bermaksud menyuruh ukhti mengganti photo ukhti, tapi jujur memang seharusnya ukhti tidak memasang photo ukhti sendiri walaupun wajahnya ditutup.
Oh sedang mengambil s2? Wah nampaknya ana kalah karena ana sampai sekarang ini masih s1. Afwan lagi jika pertanyaan saya ini sangat tidak pantas…apakah ukhti sudah menikah?

Selang sejam ada balasan lagi,

Iya tidak apa-apa, sudah saya ganti. Hmm….apa maksud antum bertanya begitu? Sudah menikah ataupun belum itu bukan urusan antum…afwan jika saya kasar. Wassalam….

Ada rasa penyesalan yang berat dalam hati ini, kenapa harus bertanya yang tidak pantas seperti itu. Segera ku kirim pesan lagi untuk gadis yang tidak ku kenal itu.

Afwan jiddan,

**************************************
Ah hari itu adalah terakhir aku berkirim pesan, sudah seminggu berlalu, namun rasa penyesalan masih ada plus aku malu. Tak ada lagi statusnya ku jumpai difacebook dan akupun tak berani lagi mengirim pesan, mungkin dia sibuk atau marah sekali. Entahlah……..

Hari ini hari kamis, aku sedang berada di Yogyakarta. Ada amanah dari LDK Universitaku yang harus dijalankan bersama sahabatku di Yogyakarta dan juga ilham sekaligus menjenguk istrinya yang memang sedang kuliah di salah satu Universitas di Yogyakarta. Karena pada hari itu hari kamis maka kami berdua juga ikut kajian rutin yang biasa diadakan pada pagi hari di Masjid yang berada di sekitar Kampus UGM.
Sesampai disana kami berdua begitu takjub, bagaimana tidak subhanallah begitu semangatnya ikhwan akhwat ini menuntut ilmu. Selesai menunaikan shalat dhuha, aku dan ilham bergegas kekampus tempat diadakannya kegiatan. Aku kaget saat menuju parkiran masjid, mataku tidak sengaja terarah pada sosok akhwat berkerudung merah yang hendak menaiki motornya, kerudungnya persis di mimpi itu, juga persis di photo profil akhwat yang ku kenal di facebook kemarin, namun sayang wajah di tutupi sleyer. “apa itu orangnya? Apa mereka orang yang sama?” ah lamunanku buyar karena ilham mengangetkanku.
“ada apa kok melamun akhi?”
ga ada apa-apa akhi” mencoba bersikap biasa
jangan terlalu banyak melamun, bahaya…heheheh”
Aku hanya bisa tersenyum…….
******************************************************
Di kampus kuceritakan semuanya pada ilham mulai dari mimpi itu sampai saat tadi di masjid kampus.
“afwan akhi, ana tidak bermaksud ikut menyalahkan akhi, tapi memang wajar akhwat di facebook itu jengkel, seharusnya antum tak perlulah mengirim pesan hanya karena mimpi itu. Akhwat yang memakai kerudung merah banyak, istighfar akhi” ilham menasehatiku.

iya, syukron. Ana menyesal akhi. Ana terlalu memperturutkan kehendak nafsu. Tapi yang ana heran saat ana membuka profilnya atau sekedar membaca statusnya, jantung ana deg-degan, begitu juga saat tidak sengaja melihat akhwat tadi di masjid” aku hanya menunduk…

hmmm….bahaya nih, hanya karena kerudung merah, membuat akhi jadi sepert ini. Gimana kalau istri ana pakai kerudung merah pula….jangan2 jantung antum deg-degan juga…hahahah” ilham menertawakanku…
 Aku hanya bisa tersenyum malu, membayangkan kelakar sahabatku itu benar-benar terjadi.
*************************************************************
Bersambung…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar