Kamis, 16 Februari 2012

MEREKA YANG DITANGISI LANGIT DAN BUMI


Kata-kata bumi dan langit menangis jika diperhatikan dalam QS. Ad-Dukhan: 29

“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh” (Ad-Dukhan: 29).

Bumi dan langit merupakan suatu yang tidak berbadan yang diperlakukan berbadan sebagaimana manusia. Kata-kata menangis itu hanya dimiliki oleh manusia atau makhluk yang lain yang ia memiliki mulut, memiliki mata untuk mengeluarkan air matanya. Apakah hal tersebut dimiliki oleh bumi dan langit? Tentu saja tidak……
Dalam hal ini bumi dan langit diperlakukan sebagai kepribadian seseorang yang bisa menangis bahkan bisa marah.
Bumi dan langit menangis merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang dianggap istimewa baginya itu meninggal, kalau orang tersebut dianggap tidak istimewa baginya maka bumi dan langit tidak akan menangis.
Setiap orang memiliki satu pintu langit. Dari pintu itu mengeluarkan rejeki dan melalui pintu itu diangkat amalan seseorang. Maka langit yang biasa mengucurkan rejeki dari ALLAH akan terhenti jika seseorang yang senantiasa memiliki amal ibadah itu telah meninggal dan langitpun akan menangisinya.
Bumi sangat bahagia ketika dia diinjak oleh hamba ALLAH dan melakukan ibadah diatasnya, yang membuat bumi bahagia adalah karena bisa membantu hamba ALLAH melaksanakan ibadah kepada Robb-nya sebagai wujud ketakwaan. Ketika orang yang selalu melaksanakan ibadah di atas bumi tiada lagi, maka bumipun akan menangis karena kepergiannya.

Tidak dibenarkan jika kita mengatakan bahwa ada orang yang terasing atau hidup dalam keterasingan. Saat ia meninggal tidak ada yang menangisinya atau sedih atas kepergiannya. Padahal sesungguhnya kalau dia itu beriman maka bumi dan langit yang akan menangisinya. Bumi dan langit akan menangisi hamba yang senantiasa beribadah dan beramal sholeh jika ia telah tiada dan bumi dan langit tidak akan menangisi mereka yang selalu melakukan maksiat.
Ada lima perkara yang di sampaikan oleh Rosulullah SAW dihadapan para muhajirin yang Rosulullah berlindung daripadanya agar umatnya tidak terjerumus dalam lima perkara ini, apabila lima perkara ini dilanggar maka akan timbul bencana:
1.  Tidaklah muncul perbuatan keji/zina pada suatu kaum hingga melakukannya secara terang-terangan kecuali ALLAH melimpahkan kepada mereka wabah atau penyakit yang belum pernah menimpa kaum sebelumnya.
2.   Tidaklah suatu kaum itu mengurangi takaran timbangannya kecuali niscaya mereka akan ditimpa dengan ketandusan tanah dan berkuasanya penguasa-penguasa yang dholim.
3. Tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, kecuali ALLAH akan melimpahkan kepada mereka dengan tidak diturunkannya hujan setetespun.
4.   Tidaklah suatu kaum mengingkari janji. Janji yang dimaksud disini bukanlah janji manusia yang satu dengan manusia yang lain tetapi janjinya kepada ALLAH SWT, yang perjanjian manusia adalah beriman kepada ALLAH dan mengikuti ajaran yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Kalau mereka tidak melaksanakan janjinya dengan ALLAH, maka ALLAH akan mendatangkan musuh-musuh yang datang bukan dari golongan mereka yang akan merampas harta dari tangan-tangan mereka.
5.  Selama para pemimpin tidak mengambil hukum dari AL-Qur’an dan sunnah Rosul kecuali ALLAH akan memberikan mereka kesengsaraan dan perpecahan.

Kita perhatikan kembali kisah umat-umat terdahulu yang dilaknat oleh ALLAH SWT yang kepergiannya tidak pernah ditangisi oleh langit dan bumi.
1.   Kaum Nabi Nuh yang di azab oleh ALLAH karena kemaksiatannya berupa banjir. QS. Al-‘Arāf: 59-64, QS. Asy-Syu’arā: 105-122
2.   Kaum ‘Ad, Kaum Nabi Hud. Dalam QS. Al-A’rāf: 65-72. Asy-Syu’arā: 123-139
3.   Kaum Samud, kaum Nabi Soleh yang tidak mengikuti ajaran Nabi. QS. Al-A’rāf: 73-79. QS. Asy-Syu’arā: 141-158.
4.   Kaum Nabi Lut A.S. yang melakukan sodomi. QS. Al-A’rāf: 80-84, QS. Asy-Syu’arā: 160-173
5.   Kaum Nabi Musa. Yang ALLAH telah memberikan beberapa azab sebelum akhirnya Firaun dan pengikutnya  ditenggelamkan ke lautan, yakni kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, topan, hama belalang, kutu, katak dan air minum mereka berubah menjadi darah. QS. Al-A’rāf: 103-166, QS. Asy-Syu’arā: 10-68
Mereka tersebut adalah termasuk orang-orang yang tidak akan pernah ditangisi oleh bumi dan langit dan lawan dari orang-orang yang durhaka ini adalah orang-orang yang bertakwa.

Kriteria orang-orang yang ditangisi oleh bumi dan langit adalah mereka yang patuh dan taat mengikuti perintah ALLAH.
Kisah teladan yang diberikan oleh Rosulullah SAW, para sahabat dan tabi’in dapat menjadi contoh buat kita bagaimana harus bersikap sebagaimana Rosulullah, para sahabat, dan para tabi’in agar kepergian kita nanti ditangisi oleh bumi dan langit.

Orang yang bertakwa adalah termasuk orang yang ditangisi oleh bumi dan langit. Untuk arti takwa sendiri;
·         Menurut Ali bin Abi Talib, takwa ialah takut kepada ALLAH, qona’ah dengan apa yang diterima, mengamalkan Al-Qur’an dan hadist.
·         Takwa adalah selalu berhati-hati dalam segala perbuatan.
·         Takwa adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang mengandung dosa.
·         Takwa adalah menjalankan perintah ALLAH dan menjauhi larangan-Nya.

Ciri-ciri orang yang bertakwa adalah:
1.   Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman/pegangan hidup dan sunnah Rosul sebagai penjelasnya.
2.   Orang yang memiliki konsep/pemahaman keimanan yang benar. Konsep/pemahaman yang benar yang dimaksud adalah sesuai Al-Qur’an dan sunnah dan menjauhi dari hal-hal yang bersifat kesyirikan. Keimanan dalam hal ini adalah tidak hanya mempercayai melainkan juga diaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari.
3.   Memiliki tanggung jawab sosial yang bisa tercermin dalam shalatnya. Orang-orang yang melaksanakan shalat namun masih melakukan kemaksiatan, kebohongan maka orang tersebut melaksanakan shalat namun tidak memperoleh esensi dari makna shalat itu sendiri. Karena sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar.
4.   Memiliki moralitas yang tinggi (QS. Ali-Imron: 134).

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.



5.  Orang yang sabar, pemaaf dan bisa mengendalikan diri sendiri.

Untuk ciri-ciri orang yang bertakwa lainnya dapat diperhatikan dalam QS. Al-Baqarah: 2-4, QS. Ali-Imron: 16-17, QS. Ali-Imron: 134-135 dan QS. Al-A’raf: 201. Dari ciri-ciri orang yang bertakwa tersebut merupakan ciri-ciri orang-orang yang ditangisi oleh bumi dan langit.

Wallahu’alam Bish Showab

Intisari Kajian Kamis Sore HIMMPAS UGM
Oleh. Ustadz Talqis, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar