Kata-kata bumi dan langit menangis jika diperhatikan dalam QS.
Ad-Dukhan: 29
“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak
diberi tangguh” (Ad-Dukhan: 29).
Bumi dan langit merupakan suatu yang tidak berbadan yang diperlakukan
berbadan sebagaimana manusia. Kata-kata menangis itu hanya dimiliki oleh
manusia atau makhluk yang lain yang ia memiliki mulut, memiliki mata untuk
mengeluarkan air matanya. Apakah hal tersebut dimiliki oleh bumi dan langit?
Tentu saja tidak……
Dalam hal ini bumi dan langit diperlakukan sebagai kepribadian
seseorang yang bisa menangis bahkan bisa marah.
Bumi dan langit menangis merupakan suatu keadaan dimana
seseorang yang dianggap istimewa baginya itu meninggal, kalau orang tersebut
dianggap tidak istimewa baginya maka bumi dan langit tidak akan menangis.
Setiap orang memiliki satu pintu langit. Dari pintu itu
mengeluarkan rejeki dan melalui pintu itu diangkat amalan seseorang. Maka
langit yang biasa mengucurkan rejeki dari ALLAH akan terhenti jika seseorang
yang senantiasa memiliki amal ibadah itu telah meninggal dan langitpun akan
menangisinya.
Bumi sangat bahagia ketika dia diinjak oleh hamba ALLAH dan
melakukan ibadah diatasnya, yang membuat bumi bahagia adalah karena bisa
membantu hamba ALLAH melaksanakan ibadah kepada Robb-nya sebagai wujud
ketakwaan. Ketika orang yang selalu melaksanakan ibadah di atas bumi tiada
lagi, maka bumipun akan menangis karena kepergiannya.
Tidak dibenarkan jika kita mengatakan bahwa ada orang yang
terasing atau hidup dalam keterasingan. Saat ia meninggal tidak ada yang
menangisinya atau sedih atas kepergiannya. Padahal sesungguhnya kalau dia itu
beriman maka bumi dan langit yang akan menangisinya. Bumi dan langit akan
menangisi hamba yang senantiasa beribadah dan beramal sholeh jika ia telah
tiada dan bumi dan langit tidak akan menangisi mereka yang selalu melakukan
maksiat.
Ada lima perkara yang di sampaikan oleh Rosulullah SAW dihadapan
para muhajirin yang Rosulullah berlindung daripadanya agar umatnya tidak
terjerumus dalam lima perkara ini, apabila lima perkara ini dilanggar maka akan
timbul bencana:
1. Tidaklah muncul
perbuatan keji/zina pada suatu kaum hingga melakukannya secara terang-terangan
kecuali ALLAH melimpahkan kepada mereka wabah atau penyakit yang belum pernah
menimpa kaum sebelumnya.
2. Tidaklah suatu kaum
itu mengurangi takaran timbangannya kecuali niscaya mereka akan ditimpa dengan
ketandusan tanah dan berkuasanya penguasa-penguasa yang dholim.
3. Tidaklah suatu kaum
enggan mengeluarkan zakat, kecuali ALLAH akan melimpahkan kepada mereka dengan
tidak diturunkannya hujan setetespun.
4. Tidaklah suatu kaum
mengingkari janji. Janji yang dimaksud disini bukanlah janji manusia yang satu
dengan manusia yang lain tetapi janjinya kepada ALLAH SWT, yang perjanjian
manusia adalah beriman kepada ALLAH dan mengikuti ajaran yang diberikan oleh
Rasulullah SAW. Kalau mereka tidak melaksanakan janjinya dengan ALLAH, maka
ALLAH akan mendatangkan musuh-musuh yang datang bukan dari golongan mereka yang
akan merampas harta dari tangan-tangan mereka.
5. Selama para pemimpin
tidak mengambil hukum dari AL-Qur’an dan sunnah Rosul kecuali ALLAH akan
memberikan mereka kesengsaraan dan perpecahan.
Kita perhatikan kembali kisah umat-umat terdahulu yang dilaknat
oleh ALLAH SWT yang kepergiannya tidak pernah ditangisi oleh langit dan bumi.
1. Kaum Nabi Nuh yang
di azab oleh ALLAH karena kemaksiatannya berupa banjir. QS. Al-‘Arāf: 59-64,
QS. Asy-Syu’arā: 105-122
2. Kaum ‘Ad, Kaum Nabi
Hud. Dalam QS. Al-A’rāf: 65-72. Asy-Syu’arā: 123-139
3. Kaum Samud, kaum
Nabi Soleh yang tidak mengikuti ajaran Nabi. QS. Al-A’rāf: 73-79. QS.
Asy-Syu’arā: 141-158.
4. Kaum Nabi Lut A.S. yang
melakukan sodomi. QS. Al-A’rāf: 80-84, QS. Asy-Syu’arā: 160-173
5. Kaum Nabi Musa.
Yang ALLAH telah memberikan beberapa azab sebelum akhirnya Firaun dan
pengikutnya ditenggelamkan ke lautan,
yakni kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, topan, hama belalang,
kutu, katak dan air minum mereka berubah menjadi darah. QS. Al-A’rāf: 103-166, QS.
Asy-Syu’arā: 10-68
Mereka tersebut adalah termasuk orang-orang yang tidak akan
pernah ditangisi oleh bumi dan langit dan lawan dari orang-orang yang durhaka
ini adalah orang-orang yang bertakwa.
Kriteria orang-orang yang ditangisi oleh bumi dan langit adalah
mereka yang patuh dan taat mengikuti perintah ALLAH.
Kisah teladan yang diberikan oleh Rosulullah SAW, para sahabat
dan tabi’in dapat menjadi contoh buat kita bagaimana harus bersikap sebagaimana
Rosulullah, para sahabat, dan para tabi’in agar kepergian kita nanti ditangisi
oleh bumi dan langit.
Orang yang bertakwa adalah termasuk orang yang ditangisi oleh
bumi dan langit. Untuk arti takwa sendiri;
·
Menurut Ali bin Abi Talib, takwa ialah takut kepada ALLAH, qona’ah
dengan apa yang diterima, mengamalkan Al-Qur’an dan hadist.
·
Takwa adalah selalu berhati-hati dalam segala perbuatan.
·
Takwa adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang mengandung dosa.
·
Takwa adalah menjalankan perintah ALLAH dan menjauhi
larangan-Nya.
Ciri-ciri orang yang bertakwa adalah:
1. Menjadikan
Al-Qur’an sebagai pedoman/pegangan hidup dan sunnah Rosul sebagai penjelasnya.
2. Orang yang memiliki
konsep/pemahaman keimanan yang benar. Konsep/pemahaman yang benar yang dimaksud
adalah sesuai Al-Qur’an dan sunnah dan menjauhi dari hal-hal yang bersifat
kesyirikan. Keimanan dalam hal ini adalah tidak hanya mempercayai melainkan
juga diaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari.
3. Memiliki tanggung
jawab sosial yang bisa tercermin dalam shalatnya. Orang-orang yang melaksanakan
shalat namun masih melakukan kemaksiatan, kebohongan maka orang tersebut
melaksanakan shalat namun tidak memperoleh esensi dari makna shalat itu
sendiri. Karena sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari perbuatan keji dan
mungkar.
4. Memiliki moralitas
yang tinggi (QS. Ali-Imron: 134).
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.
5. Orang yang sabar, pemaaf dan bisa mengendalikan diri sendiri.
Untuk ciri-ciri orang yang bertakwa lainnya dapat diperhatikan
dalam QS. Al-Baqarah: 2-4, QS. Ali-Imron: 16-17, QS. Ali-Imron: 134-135 dan QS.
Al-A’raf: 201. Dari ciri-ciri orang yang bertakwa tersebut merupakan ciri-ciri
orang-orang yang ditangisi oleh bumi dan langit.
Wallahu’alam Bish Showab
Intisari Kajian Kamis Sore HIMMPAS UGM
Oleh. Ustadz Talqis, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar