Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf
KAJIAN RUTIN PAGI HARI MASJID MARDLIYYAH UGM
Lika-liku hidup hanya terdapat pada pikiran, yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Seperti apapun lika-liku hidup yang kita alami, toh pada akhirnya akan berakhir pada akhirnya. Akhir dari segala akhir hidup kita adalah “MATI” yang akan di awali dengan “SAKARATUL MAUT.” Orang yang sakaratul mautnya ringan adalah orang yang BAIK yang selalu patuh pada ﷲ dan tidak mau menyusahkan diri dan orang lain.
Patuh pada ﷲ adalah menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sedangkan orang yang baik tidak suka jengkel pada orang lain.
Sakaratul maut akan terasa ringan jika:
1. Tenang
2. Ikhlas
3. Ingat ﷲ
dan dari ketiganya tersebut syaratnya kita adalah ORANG YANG BAIK.
ﷲ berfirman dalam QS. Al-Imron: 193
.......watawaffanaa ma'al abror
dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang baik
Kata al abror berasal dari kata albirru yang berarti baik.
Dalam pandangan Rosululloh SAW, bahwa Husnul Khulqi (orang yang baik akhlaknya) ada batasannya, yakni Husnul ittishol (baik hubungan) dengan ﷲ (Billah), dengan orang lain atau sesama (Bil ghoir), dengan diri sendiri (Bil nafsi) yang kesemuanya di awali dengan baiknya pikiran.
- Billah
Caranya adalah
1. Bidz dzikr (dzikir) yakni hati yang selalu ingat dengan ﷲ . Hal ini dibuktikan dengan
a) yakin akan detail dan telitinya pengawasan ﷲ Ta’ala (Al yaqiinu bi
Dalam pandangan Rosululloh SAW, bahwa Husnul Khulqi (orang yang baik akhlaknya) ada batasannya, yakni Husnul ittishol (baik hubungan) dengan ﷲ (Billah), dengan orang lain atau sesama (Bil ghoir), dengan diri sendiri (Bil nafsi) yang kesemuanya di awali dengan baiknya pikiran.
- Billah
Caranya adalah
1. Bidz dzikr (dzikir) yakni hati yang selalu ingat dengan ﷲ . Hal ini dibuktikan dengan
a) yakin akan detail dan telitinya pengawasan ﷲ Ta’ala (Al yaqiinu bi
muroqobatillah)
"dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha
mengetahui segala isi hati. (QS. Al-Mulk: 13).
b) Yakin bahwa pengawasan (muroqobah) ﷲ untuk kebaikan kita.
2. Rela dengan sedikitnya dunia (Arridho bil qoliil) yang batasannya adalah tidak
b) Yakin bahwa pengawasan (muroqobah) ﷲ untuk kebaikan kita.
2. Rela dengan sedikitnya dunia (Arridho bil qoliil) yang batasannya adalah tidak
merasa bahwa nikmat yang ada sebagai nikmat yang sedikit, yang pada akhirnya
memilih sikap yang paling disukai ﷲ Ta’ala.
Sikap yang paling disukai ﷲ mengenai rezeki adalah: bersyukur atas musibah (Asy
Sikap yang paling disukai ﷲ mengenai rezeki adalah: bersyukur atas musibah (Asy
syukru ‘alalbala) dan bersabar atas nikmat (Wash shobru ‘alal ala).
- Bil ghoir
Caranya adalah memiliki hati yang ikhlas. Hati yang selalu lapang kepada siapapun baik
- Bil ghoir
Caranya adalah memiliki hati yang ikhlas. Hati yang selalu lapang kepada siapapun baik
yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Tidak berpikir apapun kepada
siapapun kecuali berpikir baik. Hati yang ikhlas adalah tabungan kita untuk sakaratul
maut.
Bukti kita ikhlas adalah pada saat disakiti, direndahkan dan dihina oleh orang lain kita
tetap memasang mimik wajah terbaik, hati yang bersih dan memaafkan serta
mendoakan agar mereka menjadi baik atau bahkan merelakan hak kita untuk orang lain
atau mengambil alih beban sesama serta membalas keburukan orang dengan kebaikan.
- Bil Nafsi
Mempunyai hubungan baik dengan diri sendiri berarti tidak membebani diri dengan
- Bil Nafsi
Mempunyai hubungan baik dengan diri sendiri berarti tidak membebani diri dengan
sikap cinta dan rakus pada dunia dan memiliki sikap yang tenang. Yang perlu dilakukan
adalah memandang dunia adalah jalan menuju akhirat bukan menjadikan dunia adalah
tujuan sehingga apapun harus bernilai akhirat. Syaratnya adalah Bir Raghib (cinta pada
akhirat).
Ciri orang yang baik kepada diri sendiri adalah memandang urusan dunia sebagai urusan
yang biasa (zahibun fid-dunya) dan memandang urusan akhirat sebagai urusan yang luar
biasa (Raghibun fil-akhirah).
- ﷲ mencatat amal dari setiap amal yang kita mengamalkannya.
- Bersyukur atas musibah adalah upaya untuk terus bersabar.
- Cara melapangkan rezeki adalah melapangkan hati kita, menerima dengan lapang
- ﷲ mencatat amal dari setiap amal yang kita mengamalkannya.
- Bersyukur atas musibah adalah upaya untuk terus bersabar.
- Cara melapangkan rezeki adalah melapangkan hati kita, menerima dengan lapang
apa yang ﷲ berikan.
hidup hanya darma sekedar menjalani..
BalasHapussemua berjalan atas kehendak Alloh
BalasHapus