"Kak, kamu islam apa, M atau N?"
Cukup kaget juga waktu ditanyain hal seperti itu oleh anak gadis berusia 15 tahun.
Sempat terpikir juga sich, waktu aku berusia seumuran SMA. "Saya M atau N?" Dan sempat menganggap bahwa saudara-saudaraku yang komunitas "S" adalah "M", karena memang organisasi yang mendominasi di Indonesia adalah M dan N.
Dulu kalau melihat saudara-saudara seiman yang berbusana tidak seperti masyarakat pada umumnya, yang akhwatnya berpakaian lebar bahkan ada yang bercadar serta para ikhwan berjanggut lebat dan celana kegantung (di atas mata kaki) adalah komunitas M dan kami masyarakat yang berbusana biasa adalah N.
Seiring berjalannya waktu, saat memasuki dunia kampus dan ikut terjun aktif dalam organisasi/kegiatan keislaman. Saya mulai tahu bahwa ada beberapa macam organisasi keislaman, terutama di indonesia. Ada M,N,S,H,T,W dan J yang merupakan organisasi keagamaan yang berkembang di Indonesia.
Tentunya dari berbagai macam organisasi yang ada itu, terdapat perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, bukan berarti dengan perbedaan-perbedaan tersebut membuat kita saling menghujat, tidak mau berteman. Karena yang namanya perbedaan adalah suatu hal yang fitrah, yang pasti pedoman yang kita gunakan adalah sama yakni "Al-Qur'an dan Sunnah Rosul."
Kendaraan yang kita gunakan boleh berbeda, tapi tujuan kita adalah sama, menggapai ridho Alloh. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan. Kita satu ISLAM hanya berbeda kendaraan saja. Justru seharusnya dengan perbedaan tersebut kita dapat saling bekerja sama, saling mengisi untuk kemajuan islam.
Kecuali pada komunitas-komunitas yang mengatas namakan islam, yang keluar dari syariat islam dengan pedoman yang melenceng dari Al-Qur'an dan Sunnah Rosul, wajib kita luruskan.
Miris hati ini, saat melihat, mendengar ataupun membaca hal-hal yang saling menjatuhkan antara komunitas dakwah yang satu dengan yang lainnya.
Tidak sadarkah bahwa orang-orang diluar islam sedang menertawakan dan menjadikan kita tontonan gratis dengan judul perdebatan antar saudara seiman. Padahal tugas kita sangat banyak yakni bagaimana memperbaiki akidah ummat, keluarga dan diri sendiri.
Tentunya kita tidak lupa bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara dan perjalanan nantinya akan berakhir di akhirat. Tugas kita adalah mengumpulkan bekal untuk dapat sampai pada tujuan kita. Surga ataupun neraka tergantung dari jenis bekal yang kita kumpulkan.
Adapun organisasi yang kita masuk didalamnya adalah sebagai sarana untuk kita menjalankan tugas dakwah kita dan sebagai sarana saling menguatkan ruhiyah.
Sekali lagi kendaraan boleh beda, tapi tujuan kita sama.
Jika ada yang tanya, "kamu islam apa?"
Ya... saya islam yang berpedoman pada AL_QUR"AN dan SUNNAH ROSUL, yang sedang berupaya menggapai ridho ALLOH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar