AKUNTANSI GEREJA
Gereja
yang Berswasembada
Menurut berbagai sumber,
Ø Prinsip-prinsip
berswasembada
Keuangan gereja seharusnya menjadi
bagian dari organisasi gereja, bukannya bagian pelayanan rohani. Akan tetapi
jika dilihat pada kitab Perjanjian Baru, khususnya surat-surat Paulus kepada
gereja-gereja, bahwa sesungguhnya pada waktu itu keuangan gereja itu penting
secara rohani, dan oleh karenanya penting bagi gereja masa kini.
Terdapat tiga prinsip dalam
berswasembada yang menuntun kelakuan Paulus.
1. Pemberitaan
Injil bukan untuk memperoleh uang
2. Setiap
gereja setempat memenuhi kebutuhan pelayanannya sendiri.
3. Gereja
setempat mengelola keuangannya sendiri.
Ø Kepraktisan
Berswasembada
Segi penting dari sokongan gereja
adalah bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan para orang percaya dan apakah
hal itu memajukan penyebaran injil. Terdapat dua alasan praktis bagi gereja
setempat untuk menjadi berswasembada:
1. Hal
itu memperkembangkan perasaan tanggung jawab.
2. Berswasembada
membangun kedewasaan.
Ø Perlunya
Mengajar Berswasembada
1. Ajarkan
memberi secara sistematis
Banyak orang kristen baru memerlukan
bimbingan untuk mengetahui bagaimana memberi karena mereka tidak mempunyai
pengalaman sebelumnya tentang memberi kepada pekerjaan Tuhan. Ajaran Alkitabiah
adalah bahwa hal memberi harus sebanding dengan pendapatan seseorang, karena
itu kebanyakan orang kristen menerima bahwa persepuluhan adalah standar
minimum.
2. Ajarkan
Penatalayanan
Seorang penatalayanan adalah
seorang yang bertugas mengurus harta benda seorang pemilik. Ia adalah pengelola
kekayaan majikannya. Penatalayanan orang kristen adalah rangkpa dua: 1) Orang
Kristen bertanggung jawab kepada Allah atas penggunaan segala sesuatu yang
Allah izinkan dia pakai, dan 2) orang kristen saling bertanggung jawab atas
persembahan yang diberikan untuk pekerjaan Allah.
Dibawah ini dianjurkan suatu rencana
untuk diikuti demi pengelolaan yang betul atas persembahan gereja :
1) Semua
persembahan harus diterima dan dipertanggungjawabkan oleh sekurang-kurangnya
dua orang anggota gereja.
2) Catatan
cermat harus dibuat yang merinci jumlah semua persembahan yang diterima.
3) Semua
orang yang menghitung persembangan harus membubuh tandatangannya yang
menandakan bahwa mereka membenarkan jumlah yang diterima dan dicatat.
4) Suatu
panitia keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga orang anggota harus
bertanggung jawab atas pengaturan pengeluaran persembahan itu. Selain dari
anggota-anggota tersebut, pembuka gereja atau gembala sidang harus termasuk
panitian dan bertindak sebagai ketua.
5) Seorang
bendahara harus diangkat dari kalangan anggota untuk membuat pencatatan cermat atas
semua keuangan gereja.
6) Bendahara
harus menyimpan uang gereja di tempat aman untuk penggunaan di masa depan.
7) Persembahan
yang diberikan untuk maksud tertentu harus digunakan hanya untuk maksud
tersebut.
8) Laporan
keuangan tahunan harus disediakan bagi semua anggota.
Jika
prosedur yang diuraikan di atas diikuti, gereja akan mempunyai dasar untuk
menunjukkan tanggung jawab atas persembahan yang diterima. Hal demikian akan
membuat jemaat bebas dari praduga tentang cara bagaimana keuangan telah
dipakai. Pertanggungjawaban itu lebih lanjut diperluas dengan pembentukan suatu
panitia untuk mengawasi pelayanan keuangan dari gereja. Kelompok ini dapat
dinamakan panitia keuangan dan akan meliputi para pejebat gereja, khsusnya para
pemimpin gereja seperti pembuka gereja atau gembala sidang.
Panitia
keuangan harus membuat daftar keperluan keuangan yang penting. Setelah uang
tersedia, maka itu harus dibelanjakan menurut prioritas pada daftar tersebut.
Setiap panitia keuangan harus menetapkan daftar skala prioritas bagi gerejanya
sendiri. Tergantung pada lokasi dan keadaan gereja itu skala perioritasnya
dapat berubah-ubah.
Beberapa
keperluan yang mungkin perlu diperhatikan lebih dulu adalah :
1) Menyokong
gembala sidang
2) Sewa
tempat pertemuan
3) Lampu
dan air
4) Pemeliharaan
gedung
5) Bahan
pendidikan
Pada
umumnya, prioritas pertama yang harus gereja berusaha untuk dipenuhi adalah
mencukupi keperluan gembala sidang. Anggota gereja memerlukan pimpinan seorang
gembala yang bekerja purna-waktu dan yang bertanggungjawab bekerjasama dengan mereka,
mengajar mereka dan memimpin mereka. Mempunyai suatu tempat pertemuan yang
memadai untuk berbakti adalah juga suatu prioritas. Jika gereja harus menyewa
sebuah tempat untuk berkumpul, hal itu semestinya merupakan prioritas
berikutnya. Prioritas untuk setiap keperluan harus ditentukan oleh panitia
berdasarkan apa yang paling diperlukan supaya melaksanakan tugas penginjilan
dan pengajaran orang percaya baru.
Apabila
dibicarakan penggunaan uang dalam jumlah besar, maka seluruh kelompok orang
percaya harus diundang untuk membahasnya bersama-sama dengan panitia. Laporan
keuangan tahunan yang disampaikan kepada semua anggota harus dapat dimengerti
setiap orang supaya jemaat mengetahui bagaimana uang itu telah dipergunakan
untuk pekerjaan Tuhan.
Menurut berbagai sumber, Pekerjaan untuk gereja kecil dilakukan oleh
sukarelawan yang mendasarkan terutama pada kontak langsung dengan orang dan
kejadian bukannya laporan. Sistem akuntansi gereja yang memuaskan adalah sistem
dimana kerja dapat dilakukan oleh orang yang memiliki sedikit atau tanpa
pengetahuan akuntansi. Karena kebutuhan untuk kontrol internal adalah suatu
subyek yang sensitif pada suatu organisasi yang beroperasi berdasar
kepercayaan, penekanannya harus pada kontrol kesalahan. Laporan keuangan gereja
harus memfokuskan pada tujuan organisasi bukannya menyajikan data dalam suatu
format yang lebih tepat untuk usaha besar dengan tujuan berbeda.
Bagaimana Gereja Kecil Dikelola
Mayoritas gereja di Amerika Serikat memiliki anggota aktif kurang dari
200, menurut data yang tersedia dari denominasi besar. Karena sangat sedikit
dari gereja ini dapat menarik kumpulan orang awam dengan berbagai keahlian
manajemen, mereka harus melatih pemimpin mereka sendiri. Ketika mereka
memerlukan bantuan dengan masalah manajemen, mereka menemukan bahwa sebagian
besar bahan yang tersedia didasarkan pada pengalaman organisasi besar yang
memiliki bagan organisasi, otoritas yang dinyatakan dengan jelas dan kontrol
internal yang memisahkan tugas dari ukuran hasil.
Biasanya, pastor adalah satu-satunya pekerja penuh waktu pada suatu
gereja kecil dan harus melakukan apapun ketika ia tidak mampu mendapatkan
sukarelawan untuk melakukannya. Sebagian besar pastor memiliki pendidikan dan
pengalaman manajemen minimal sebelum memasuki pelayanan aktif dan ingin
menghabiskan waktu mereka dengan melakukan fungsi pastoral untuk mana mereka
dilatih: mereka mungkin tidak tahu bagaimana menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntansi yang tersedia bagi mereka.
Sukarelawan mempertukarkan sebagian besar informasi secara lisan dan
membuat keputusan secara cepat dengan sedikit atau tanpa referensi pada data
akuntansi. Keberhasilan mereka bergantung pada pemahaman dan kepercayaan
bersama. Dengan demikian, mereka mungkin lambat dalam menerima orang baru atau
perubahan prosedur. Informasi akuntansi melengkapi kontak personal, dan
keluarnya sukarelawan mungkin berarti hilangnya informasi signifikan yang hanya
diketahui oleh orang itu. Karena biaya riil signifikan dari operasi gereja
adalah nilai pekerja sukarelawan yang tidak dicatat, proposal untuk meluaskan
prosedur akuntansi harus merefleksikan pertimbangan masalah membujuk orang
untuk melakukan pekerjaan tambahan.
Catatan Akuntansi
Sebagian besar kerja repetitif yang sangat banyak adalah akuntansi untuk
pembayaran yang diterima pada janji anggota. Kerja ini biasanya dilakukan oleh
sekretaris gereja. Adalah biasa untuk memberitahu anggota tentang jumlah yang
mereka bayarkan pada janji mereka mendekati akhir tahun fiskal. Beberapa gereja
memberi anggota dengan pernyataan donasi yang diterima dari mereka pada akhir
tahun kalender.
Bendahara menyimpan catatan akuntansi lain. Banyak gereja menggunakan
basis kas untuk akuntansi, yang memenuhi kebutuhan mereka. Jumlah hutang belum
terbayar tidak sulit diidentifikasikan pada waktu tertentu. Namun demikian,
perhitungan depresiasi memiliki sedikit, atau tidak memiliki, nilai informasi
untuk gereja. Buku penerimaan multi kolom dan pengeluaran adalah jurnal yang
diperlukan; bendahara dapat membuat laporan penerimaan dan pengeluaran secara
langsung dari total kolom.
Diperlukan suatu bagan rekening yang dipahami oleh pemimpin gereja.
Penerimaan diklasifikasikan sebagai persembahan tak terbatas, persembahan
terbatas untuk penggunaan tertentu dan penerimaan lain. Persembahan tak
terbatas bisa ditunjukkan pada rekening terpisah untuk janji dan donasi lain.
Rekening tambahan diperlukan untuk tiap bentuk penerimaan terbatas dengan
imbangan rekening pengeluaran terbatas.
Klasifikasi pengeluaran menurut sifat biaya (gaji, perlengkapan,
kekuatan dan lain lain) bisa cukup ketika sebagian besar dollar yang
dikeluarkan dialokasikan pada pastor, program yang luas dan utilitas. Namun
demikian, jika jumlah yang dikeluarkan pada peribadatan, pendidikan, program
luas khusus dll adalah material, biaya langsung dari fungsi tersebut harus
dicatat pada rekening tambahan untuk fungsi-fungsi ini
40 peribadatan
41 fee organis
42 perlengkapan mimbar
43 biaya paduan suara (musik, pembersihan jubah, dll)
44 buletin dan perlengkapan lain
Meskipun
beberapa gereja besar mengalokasikan biaya tidak langsung pada fungsi, sulit
untuk memvisualkan manfaat yang akan membenarkan alokasi arbitrer oleh suatu
gereja.
Anggaran gereja bisa merupakan produk paling berguna dari proses
akuntansi. Sehingga, pembuatan dan persetujuan anggaran memberikan kesempatan
untuk memeriksa apa yang dikerjakan gereja dan mempertimbangkan apa yang
berusaha dilakukan dengan sumber daya yang tersedia. Pemimpin gereja mulai
memutuskan pengeluaran apa yang direkomendasikan untuk tiap kategori dan
kemudian menyesuaikan jumlah itu dengan penerimaan yang diperkirakan.
Pengeluaran yang diajukan harus dikumpulkan sebelum kampanye janji tahunan dan
digunakan pada pengumpulan janji. Ini adalah waktu untuk mencari lebih banyak
input dari anggota yang kurang aktif. Sesudah kampanye janji, pengeluaran
direvisi untuk menyesuaikan penerimaan yang tidak diantisipasi dan anggaran
disajikan pada anggota untuk mendapat persetujuan.
Dapat sangat berguna untuk membuat proyeksi bulanan aliran kas sebagai
bagian dari proses anggaran. Penerimaan yang diproyeksikan dapat didasarkan
pada pola tahun sebelumnya; penentuan waktu pengeluaran besar mudah diprediksi.
Anggaran aliran kas akan membantu pemimpin gereja untuk menjadwalkan
pengeluaran yang tidak sesuai ketika uang tunai harus tersedia untuk
membayarnya.
Anggaran menjadi dasar untuk kontrol keuangan. Beberapa bendahara
memasukkan jumlah anggaran pada bagian atas kolom untuk berbagai rekening pada
catatan kas mereka sehingga mereka dapat mudah mengikuti hubungan antara jumlah
anggaran dan jumlah aktual. Meskipun laporan bulanan dibuat yang meunjukkan
anggaran dan data aktual, laporan kuartalan biasanya memuaskan untuk satu
gereja.
Kontrol Internal
Karena bagian signifikan dari pendapatan gereja diterima secara tunai,
penanganan uang ini adalah masalah pengendalian internal yang besar. Penggunaan
amplop persembahan untuk menyertakan uang tunai memungkinkan gereja untuk
memberikan laporan pada anggota yang melaporkan kontribusi yang dicatat oleh gereja.
Perbedaan yang dilaporkan oleh anggota menunjukkan kelemahan kontrol penerimaan
kas. Orang yang membuat catatan penerimaan janji seharusnya tidak terlibat
dalam penanganan penerimaan kas.
Dari pengumpulan sampai
penabungan di bank, persembahan harus dikendalikan sedikitnya oleh dua orang.
Karena anggota memberikan jumlah berbeda pada amplop janji dibanding yang
mereka maksudkan, kesalahan itu bisa memalukan bagi orang yang menangani uang
sendiri.
Formulir standar untuk
meringkas jumlah kas adalah sangat berguna. Jumlah yang diterima pada amplop
janji harus dibuat secara terpisah dari uang tunai lepas. Ketika amplop dibuka,
jumlah didalamnya harus ditulis pada amplop; amplop ini harus diberikan pada
orang yang bertanggung jawab untuk mencatat penerimaan janji. Jika check lepas
diterima pada pengumpulan, si pemberi dan jumlahnya harus dicatat dan
disampaikan dengan amplop janji. Donor ini dipandang prospek janji untuk masa
depan. Salinan hitungan uang tunai dan duplikat slip tabungan harus diberikan
pada bendahara.
Beberapa check mungkin
diterima lewat pos selama minggu itu. Pastor biasanya membuka kiriman dan
memberi check pada bendahara untuk dicatat dan ditabung. Jika jumlah yang
diterima melalui pos signifikan, mungkin untuk membujuk pastor untuk menabungkan
check itu, memberi bendahara duplikat slip tahungan dan kemudian meminta orang
itu membuat catatan janji suatu daftar nama dan jumlah yang diterima.
Kontrol pengeluaran adalah
masalah yang lebih kecil. Harus ada aturan bahwa pengeluaran yang tidak termasuk
dalam anggaran yang disetujui tidak bisa dibuat tanpa persetujuan khusus dari
dewan gereja. Biasanya, pembelian dibuat oleh orang yang bertanggung jawab
untuk aktivitas-aktivitas seperti pendidikan dan musik; orang ini harus
berkonsultasi dengan bendahara sebelumnya sehingga waktu pembelian dapat
disesuaikan dengan uang tunai yang tersedia. Dua tanda tangan dibutuhkan pada
check itu. Mengotorisasi dua orang bukannya bendahara untuk tanda tangan
bersama biasanya cukup. Blanko check harus disimpan di tempat yang aman;
pencuri memiliki waktu lebih mudah menguangkan check gereja dibanding sebagian
besar check lain.
Gereja harus menjaga
inventaris aset fisik dan memeriksa keberadaannya secara periodik. Untuk semia
item yang bernilai signifikan, catatan persediaan harus menunjukkan kuantitas,
biaya dan tanggal akuisisi. Mudah untuk kehilangan jejak item-item yang mudah
dibawa jika ada pergantian signifikan diantara orang yang menggunakan item itu.
Lebih penting adalah kebutuhan untuk memiliki suatu catatan persediaan untuk
mendukung klaim jika ada kebakaran atau bencana lain.
Petunjuk prosedur akan
bernilai jika sukarelawan dapat dibujuk untuk menulis deskripsi langkah-langkah
yang diikuti dalam proses akuntansi dan pengendalian. Waktu terbaik untuk
mendorong orang untuk menulis prosedur adalah ketika mereka pertama kali
melakukan suatu pekerjaan dan mengetahui manfaatnya jika informasi itu tersedia
bagi mereka.
Laporan
Keuangan
Laporan keuangan gereja
dimaksudkan terutama untuk penggunaan internal. Format dan terminologi harus
dipilih untuk menyesuaikan dengan pemahaman anggota gereja selain memfokuskan
perhatian pada apa yang dilakukan gereja. Anggota ingin mengetahui bagaimana
sumber daya yang tersedia digunakan selama periode fiskal. Mereka ingin tahu berapa
banyak uang tunai yang dipegang, berapa uang yang diterima dibanding jumlah
yang dijanjikan, berapa jumlah tagihan belum dibayar dan saldo sisa pada
hipotik, jika ada. Biasanya informasi ini lebih mudah dipahami oleh anggota
dalam bentuk narasi dibanding dalam bentuk neraca.
Laporan komparatif dari
penerimaan dan pengeluaran merupakan kepentingan utama bagi anggota gereja.
Exhibit 1, mengilustrasikan bagaimana informasi demikian bisa disajikan.
Anggota cenderung menginginkan informasi lebih rinci tentang pengeluaran dan
itu bisa ditunjukkan pada daftar tambahan.
Exhibit
1.
|
Year ended
September 30,
1983
|
Year ended
September 30,
1982
|
Received
for the
Work
of the church
Unrestricted
offerings
Designated
offerings
Spent
for
Pastor’s
salary
And allowances
Worship
Religious
education
Outreach
programs
Designated
denominational
Support
Utilities and
supplies
Maintenance
and repairs
Received
more (less) than spent
|
$41,000
1,200
$42,200
$23,800
4,300
2,700
4,000
1,200
3,800
2,500
$42,300
$ (100)
|
$40,450
1,100
$41,550
$22,500
4,200
2,600
3,250
1,100
3,500
4,150
$41,300
$ (250)
|
Laporan perubahan posisi keuangan berbasis kas dapat menggantikan
laporan rugi laba. Satu format yang mungkin tampak pada exhibit 2, halaman ini,
sementara pendekatan yang sama
diilustrasikan pada artikel tentang akuntansi pada Management Accounting
terbitan Agustus 1983.
Beberapa gereja memiliki dana terbatas yang bisa digunakan hanya untuk tujuan
yang telah ditentukan seperti pemeliharaan dan musik. Suatu laporan yang
menunjukkan perubahan saldo dana akan memuaskan dalam kasus demikian.
Jika dana yang dapat dikeluarkan harus diperinci dalam area terbatas dan
tak terbatas, atau jika akuntansi perlu lebih rinci, akuntan mungkin menemukan
kegunaan dari exhibit 9B dari American Institue of CPA audit and accounting
guide yang berjudul, Audit of Certain Nonprofit Organization.
Pengembangan sistem akuntansi dan pengendalian yang lebih baik bisa
memberikan tantangan kreatif bagi CPA dan kontribusi yang bernilai untuk
pengelolaan sumber daya gereja.
Exhibit
2
|
Year ended
September 30,
1983
|
Year ended
September 30,
1982
|
Funds
used for church operations
Pastor’s
salary
and allowances
Worship
Religious education
Outreach
programs
Designated
denominational
programs
Utilities and
supplies
Maintenance
and repairs
Funds
were provided by
Unrestricted
offerings
Designated
offerings
Increase
(decrease) in funds on hand
|
$23,800
4,300
2,700
4,000
1,200
3,800
2,500
$42,300
$41,000
1,200
$42,200
$ (100)
|
$22,500
4,200
2,600
3,250
1,100
3,500
4,150
$41,300
$40,450
1,100
$41,550
$ (250)
|
Menurut berbagai sumber, proses
pengelolaan keuangan di gereja meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran,
pencatatan dan pertanggungjawaban. Akuntansi dana mengutamakan pencatatan atas
pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan oleh gereja.
Gereja memiliki otonomi dalam
hal mengelola keuangan sehingga diperlukan adanya system akuntansi yang memadai
untuk menunjang aktivitas-aktivitasnya. Kegiatan akuntansi dalam organisasi
nirlaba (gereja) bertujuan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
dalam menentukan pengalokasian dana. Selain itu juga sebagai bentuk
pertanggunggjawaban pengurus gereja serta sebagai indicator pelaksanaan
aktivitas secara efektif dan efisien. Dengan demikian, pelayanan gereja dapat
ditingkatkan.
Dalam prakteknya, gereja
biasanya mendapatkan sumber dana dari sumbangan para jemaat, yang kemudian
digunakan untuk tujuan khusus. Proses akuntansi dana meliputi
penyusunan anggaran pada awal periode yang dilakukan baik secara bottom-up maupun top-down. Anggaran ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
aktivitas gereja selama satu tahun kedepan. Selanjutnya merupakan proses
pencatatan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pihak gereja berdasarkan
basis kas. Proses terakhir yaitu membuat jurnal penutup dan menyiapkan laporan
keuangan akhir periode.
KESIMPULAN
Akuntansi masjid bertujuan
untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Peran
akuntansi masjid yang lain adalah sebagai pengendalian manajemen.
Peroses pencatatan akuntansi
masjid ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pencatatan pada
akuntansi konvensional. Dimulai dengan melakukan identifikasi sumber
pendapatan, selanjutnya melakukan
identifikasi aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan serta alokasi dana yang
dibutuhkan dengan melihat sumber dana yang dimiliki, dan yang terakhir adalah
penyusunan anggaran.
Kegiatan akuntansi dalam
organisasi nirlaba (gereja) bertujuan menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan dalam menentukan pengalokasian dana. Selain itu juga sebagai bentuk
pertanggunggjawaban pengurus gereja serta sebagai indicator pelaksanaan
aktivitas secara efektif dan efisien. Dengan demikian, pelayanan gereja dapat
ditingkatkan.
Gereja biasanya mendapatkan
sumber dana dari sumbangan para jemaat, yang kemudian digunakan untuk tujuan
khusus. Proses akuntansi pada gereja terdiri dari proses penyusunan anggaran
yang dilakukan pada awal periode, selanjutnya adalah proses pencatatan atas
transaksi-transaksi, dan terakhir adalah membuat jurnal penutup dan menyiapkan
laporan keuangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous.
1984. Accounting for Curches. Jurnal of
Accounting (pre-1986).
Diptyana,
Pepie. 2009. Modul Pelatihan, Pencatatan Keuangan dengan
identifikasi Aktivitas untuk Penganggaran Majid. Surabaya, STIE Perbanas
Surabaya.\
http://www.elearning.gunadarma.ac.id
http://www.russellbedford.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar