Dalam dakwah terdapat banyak tantangan:
- Tantangan yang berat akan justru membuat kader dakwah tersebut menjadi militan
- Tantangan yang hanya berupa semilir angin yang cenderung membuat kader dakwah lupa/tidak/kurang militan, karena terlalu sibuk dengan maisyah duniawi sehingga lupa dengan aktifitas dakwah yang sesungguhnya.
Orang yang berhenti dari jalan dakwah/cuti berarti ia dosa karena secara tidak langsung ia membuka peluang ketidakbenaran terjadi oleh orang lain karena berhentinya kita mengajak pada kebaikan.
Dakwah bukanlah orang per orang namun merupakan amalan jama'i yang tergabung dalam sebuah sistem sehingga seseorang dapat menjalankan perannya. Karena sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama dan terencana maka akan memperkuat sesuatu itu dalam hal ini adalah dakwah. Ibaratnya sapu lidi jika hanya digunakan sebatang saja untuk menyapu tentu saja ianya tidak akan mampu membersihkan dan bisa jadi lidi tersebut malah patah, namun jika lidi-lidi tersebut disatukan dan diikatkan dalam satu ikatan maka ianya akan menjadi kuat dan bisa membersihkan kotoran.
Kecenderungan beberapa aktivis dakwah berhenti dengan aktivitas dakwah atau cuti dengan alasan kesibukan dengan maisyah. Ketahuilah bahwasanya kesibukan bukan merupakan alasan untuk berhenti atau cuti dari dakwah.
Ada juga yang belum ingin atau belum siap berdakwah karena merasa belum cukup memiliki ilmu yang bisa digunakan untuk berdakwah. Bahwasanya dakwah tidak harus seorang da'i harus menguasai semua ilmu kemudian baru memulai dakwah. Ilmu yang diberikan adalah ilmu yang dimiliki sesuai dengan apa yang dia kuasai, namun seorang da'i juga harus selalu mengupdate atau belanja ilmu kemudia memberikan lagi pada orang lain/binaan.
KRPH
Ust. Cholid Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar