Jumat, 14 Desember 2012

KAMU ISLAM APA??


"Kak, kamu islam apa, M atau N?"
Cukup kaget juga waktu ditanyain hal seperti itu oleh anak gadis berusia 15 tahun.
Sempat terpikir juga sich, waktu aku berusia seumuran SMA. "Saya M atau N?" Dan sempat menganggap bahwa saudara-saudaraku yang komunitas "S" adalah "M", karena memang organisasi yang mendominasi di Indonesia adalah M dan N.
Dulu kalau melihat saudara-saudara seiman yang berbusana tidak seperti masyarakat pada umumnya, yang akhwatnya berpakaian lebar bahkan ada yang bercadar serta para ikhwan berjanggut lebat dan celana kegantung (di atas mata kaki) adalah komunitas M dan kami masyarakat yang berbusana biasa adalah N.

Seiring berjalannya waktu, saat memasuki dunia kampus dan ikut terjun aktif dalam organisasi/kegiatan keislaman. Saya mulai tahu bahwa ada beberapa macam organisasi keislaman, terutama di indonesia. Ada M,N,S,H,T,W dan J yang merupakan organisasi keagamaan yang berkembang di Indonesia.

Tentunya dari berbagai macam organisasi yang ada itu, terdapat perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, bukan berarti dengan perbedaan-perbedaan tersebut membuat kita saling menghujat, tidak mau berteman. Karena yang namanya perbedaan adalah suatu hal yang fitrah, yang pasti pedoman yang kita gunakan adalah sama yakni "Al-Qur'an dan Sunnah Rosul."

Kendaraan yang kita gunakan boleh berbeda, tapi tujuan kita adalah sama, menggapai ridho Alloh. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan. Kita satu ISLAM hanya berbeda kendaraan saja. Justru seharusnya dengan perbedaan tersebut kita dapat saling bekerja sama, saling mengisi untuk kemajuan islam.

Kecuali pada komunitas-komunitas yang mengatas namakan islam, yang keluar dari syariat islam dengan pedoman yang melenceng dari Al-Qur'an dan Sunnah Rosul, wajib kita luruskan.

Miris hati ini, saat melihat, mendengar ataupun membaca hal-hal yang saling menjatuhkan antara komunitas dakwah yang satu dengan yang lainnya. 
Tidak sadarkah bahwa orang-orang diluar islam sedang menertawakan dan menjadikan kita tontonan gratis dengan judul perdebatan antar saudara seiman. Padahal tugas kita sangat banyak yakni bagaimana memperbaiki akidah ummat, keluarga dan diri sendiri.

Tentunya kita tidak lupa bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara dan perjalanan nantinya akan berakhir di akhirat. Tugas kita adalah mengumpulkan bekal untuk dapat sampai pada tujuan kita. Surga ataupun neraka tergantung dari jenis bekal yang kita kumpulkan.

Adapun organisasi yang kita masuk didalamnya adalah sebagai sarana untuk kita menjalankan tugas dakwah kita dan sebagai sarana saling menguatkan ruhiyah.

Sekali lagi kendaraan boleh beda, tapi tujuan kita sama.

Jika ada yang tanya, "kamu islam apa?"
Ya... saya islam yang berpedoman pada AL_QUR"AN dan SUNNAH ROSUL, yang sedang berupaya menggapai ridho ALLOH.

CINTA ITU IBARAT..........


Ada yang bilang cinta itu ibarat hukuman mati
Kalau ga digantung
Ya di tembak

Ada juga yang bilang cinta itu ibarat menunggu bus
Jika lewat satu bus namun kelihatan penuh
Kita akan tetap bertahan menunggu bus berikutnya
Yang memungkinkan untuk duduk tanpa berdesakan

Hmmm... kalau saya mau bilang....

Cinta itu ibarat tanaman
Kalau tidak diberi pupuk dan disiram secara kontinyu 
Maka tanaman itu akan mati perlahan

Cinta itu ibarat ember bocor yang halus
Jika dibiarkan tanpa terus menambah air kedalamnya
Maka air itu perlahan-lahan akan habis

Cinta itu ibarat arus kas
Ada pengeluaran dan pemasukan
Jika terus-menerus melakukan pengeluaran
Tanpa usaha untuk mencari pemasukan
Maka lama kelamaan kas yang dimiliki akan habis

Cinta itu ibarat sabun mandi
Jika digenggam terlalu keras, dianya akan hancur
Namun jika digenggam dengan lemah maka dianya akan jatuh

Intinya, cinta itu harus selalu dipupuk, diisi, diusahakan dan digenggam dengan lembut tidak keras ataupun lemah.

ADA YANG ALLOH SIAPKAN UNTUKMU

 

"Ada yang Alloh siapkan untukmu", itu kata mama ketika ku mulai merasa tertekan dengan berbagai cobaan yang ku hadapi. Kata-kata itu sederhana, namun sungguh maknanya dalam jika kita benar-benar memahami dan percaya. Terlebih lagi kata-kata itu keluar dari seorang bidadari yang lembut.

Jika kita pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian, akan semakin membuat kita tenang dan yakin bahwa apa hal yang telah berlaku tidak ada yang sia-sia, semua mengandung makna.

Disaat apa yang telah kita rencanakan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, tetaplah percaya "ada yang Alloh siapkan untukmu" sesuatu yang lebih indah dari rencanamu sendiri. Karena sebaik-baik rencana adalah dari Alloh. Boleh jadi kita memang akan mendapatkan apa yang telah kita cita-citakan, namun Alloh berkehendak cara mendapatkannya tidak sesuai dengan cara kita. Atau boleh jadi kita akan mendapatkan yang ;ebih baik dari yang kiita rencanakan.

Jika tujuan kita adalah ridho Alloh, maka ridholah pada ketentuan-Nya. Maka segalanya akan berjalan lapang tanpa tekanan dan kecewa.

Ada yang Alloh siapkan untukmu, sesuatu yang indah yang akan indah pada waktunya.

Kamis, 13 Desember 2012

KAMU DAN COBAANMU



"Lika-liku hidup hanya terdapat pada pikiran, yang sebenarnya tidak perlu kita pikirkan. Seperti apapun lika-liku hidup yang kita alami, toh pada akhirnya akan berakhir pada akhirnya"

Kata-kata itu benar-benar merasuk dalam benakku, saat mengikuti pengajian di Masjid Mardliyyah UGM oleh ustadz Syatori Abdurrouf.

Ya, setiap cobaan, masalah, ujian, lika-liku hidup atau apapun namanya sebenarnya tak perlu kita pikirkan. Seharusnya yang kita lakukan adalah menjalaninya dengan ikhlas dan sabar. Karena jika kita pikirkan yang ada hanyalah menambah beban diri dan membuat hidup terasa sempit menghimpit hingga dadapun sesak dan yang keluar adalah selalu keluh kesah.

"Masalah akan menjadi masalah jika dipermasalahkan." Ia hanya akan menjadi beban diri yang membuat diri sulit untuk bergerak maju.
 

Jadi ingat kata-kata yang mampu menggugah jiwa dalam novel Negeri 5 Menara: "Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan hiraukan penderitaan hari ini karena yang kita tuju bukan sekarang tapi ada yang lebih besar dan prinsipil yakni menjadi manusia yang menemukan misinya dalam hidup"

Cobaan yang kita alami sekarang jadikanlah sebagai sebuah amunisi pendewasaan diri dan kekuatan untuk menghadapi cobaan esok harinya. Bukannya sudah jelas apa yang telah Alloh katakan pada risalah cinta yang Dia turunkan, bahwa:"Apakah kamu berpikir bahwa kamu telah beriman, padahal kamu belum di uji?" Berarti jelas bahwa manusia akan selalu mendapat ujian atau cobaan hidup untuk menentukan apakah kita bisa naik tingkat di sisi Alloh.

Alloh Maha Tahu tentang hamba-Nya, batas kemampuan hamba-Nya bahkan jauh lebih tahu dari kita sendiri. Alloh berhak atau berkuasa penuh atas diri kita. 

Alloh tidak akan membebani hamba-Nya suatu cobaan diluar batas kemampuannya (Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha) dan setiap cobaan atau kesulitan yang diberikan pasti akan selalu ada jalan keluarnya, bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Oleh sebab itu Alloh memerintahkan kita untuk berpikir.

Jika kita selalu menanamkan kepercayaan dalam diri bahwa ini adalah bagian dari rencana Alloh yang indah, maka kita pun akan mendapati hati dalam keadaan lapang. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Sekali lagi untuk yang mau berpikir.

Kita mampu melewati cobaan-cobaan hidup kemarin dengan sukses. Apakah kita akan menyerah dengan cobaan yang sekarang? Bersabarlah karena sabar itu tak berbatas. Apapun yang Alloh rencanakan untuk kita pasti indah. Hadapi hidup ini dengan senyum dan semangat. Jangan pernah ragu, Alloh sungguh sangat mencintaimu. Yakinlah Innallaha kana 'alaikum roqiba, Alloh selalu menjaga dan mengawasimu.

Senin, 10 Desember 2012

JELAJAH HATI: HATI YANG SELALU TERJAGA KESUCIANNYA



Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf
KAJIAN RUTIN PAGI HARI MASJID MARDLIYYAH UGM

Lika-liku hidup hanya terdapat pada pikiran, yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Seperti apapun lika-liku hidup yang kita alami, toh pada akhirnya akan berakhir pada akhirnya. Akhir dari segala akhir hidup kita adalah “MATI” yang akan di awali dengan “SAKARATUL MAUT.” Orang yang sakaratul mautnya ringan adalah orang yang BAIK yang selalu patuh pada ﷲ dan tidak mau menyusahkan diri dan orang lain.
Patuh pada ﷲ adalah menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sedangkan orang yang baik tidak suka jengkel pada orang lain.

Sakaratul maut akan terasa ringan jika:
1.    Tenang
2.    Ikhlas
3.    Ingat ﷲ
dan dari ketiganya tersebut syaratnya kita adalah ORANG YANG BAIK.

ﷲ berfirman dalam QS. Al-Imron: 193
.......watawaffanaa ma'al abror   
dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang baik
 
Kata al abror berasal dari kata albirru  yang berarti baik.
Dalam pandangan Rosululloh SAW, bahwa Husnul Khulqi (orang yang baik akhlaknya) ada batasannya, yakni Husnul ittishol (baik hubungan) dengan ﷲ (Billah), dengan orang lain atau sesama (Bil ghoir), dengan diri sendiri (Bil nafsi) yang kesemuanya di awali dengan baiknya pikiran.

-    Billah
     Caranya adalah
     1.    Bidz dzikr (dzikir) yakni hati yang selalu ingat dengan ﷲ . Hal ini dibuktikan dengan
            a)    yakin akan detail dan telitinya pengawasan ﷲ Ta’ala (Al yaqiinu bi 
                   muroqobatillah)
                   
                   "dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha 
                    mengetahui segala isi hati. (QS. Al-Mulk: 13).
             b)    Yakin bahwa pengawasan (muroqobah) ﷲ untuk kebaikan kita.
      2.    Rela dengan sedikitnya dunia (Arridho bil qoliil) yang batasannya adalah tidak 
             merasa bahwa nikmat yang ada sebagai nikmat yang sedikit, yang pada akhirnya 
             memilih sikap yang paling disukai ﷲ Ta’ala.
             Sikap yang paling disukai ﷲ mengenai rezeki adalah: bersyukur atas musibah (Asy 
             syukru ‘alalbala) dan bersabar atas nikmat (Wash shobru ‘alal ala).

-    Bil ghoir
     Caranya adalah memiliki hati yang ikhlas. Hati yang selalu lapang kepada siapapun baik 
     yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Tidak berpikir apapun kepada 
     siapapun kecuali berpikir baik. Hati yang ikhlas adalah tabungan kita untuk sakaratul 
     maut. 
     Bukti kita ikhlas adalah pada saat disakiti, direndahkan dan dihina oleh orang lain kita 
     tetap memasang mimik wajah terbaik, hati yang bersih dan memaafkan serta 
     mendoakan agar mereka menjadi baik atau bahkan merelakan hak kita untuk orang lain 
     atau mengambil alih beban sesama serta membalas keburukan orang dengan kebaikan.

-    Bil Nafsi

     Mempunyai hubungan baik dengan diri sendiri berarti tidak membebani diri dengan 
     sikap cinta dan rakus pada dunia dan memiliki sikap yang tenang. Yang perlu dilakukan 
     adalah memandang dunia adalah jalan menuju akhirat bukan menjadikan dunia adalah 
     tujuan sehingga apapun harus bernilai akhirat. Syaratnya adalah Bir Raghib (cinta pada 
     akhirat). 
     Ciri orang yang baik kepada diri sendiri adalah memandang urusan dunia sebagai urusan 
     yang biasa (zahibun fid-dunya) dan memandang urusan akhirat sebagai urusan yang luar 
     biasa (Raghibun fil-akhirah).

-    ﷲ  mencatat amal dari setiap amal yang kita mengamalkannya.
-    Bersyukur atas musibah adalah upaya untuk terus bersabar.
-    Cara melapangkan rezeki adalah melapangkan hati kita, menerima dengan lapang 
     apa yang ﷲ berikan.










ADAB-ADAB MENUNTUT ILMU BAGI SEORANG MUSLIMAH



Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah [58]:11).

Ayat di atas merupakan dorongan setiap kita seorang muslim untuk menuntut ilmu baik laki-laki maupun perempuan.

ILMU
Ilmu merupakan alat untuk mengetahui sesuatu dengan yakin sesuai dengan pengetahuan yang sebenarnya. Ilmu akan mengantarkan seorang dalam berbuat dan bertutur kata yang baik.

Menurut Iman Al-Gozhali, terdapat empat hal antara kita dan ilmu:
1.    Seseorang yang berilmu dan sadar kalau dia berilmu
2.    Seseorang yang berilmu tetapi tidak sadar kalau dia berilmu
3.    Seseorang yang tidak berilmu dan sadar kalau dia tidak berilmu
4.    Seseorang yang tidak berilmu tetapi tidak sadar kalau dia tidak berilmu

Dalam ilmu terdapat yang namanya ilmu syar’iyyah, yakni:
-    Bahasa Arab
-    Ushuluddin (Aqidah)
-    Fiqh (Ibadah)
-    Tafsir Qur’an
-    Hadist
-    Ilmu syariah lainnya

ILMU DAN AMAL

Untuk menjaga kualitas amalan kita maka diperlukan ilmu sebagai penopang. Hal ini tercakup dalam QS. Al-Fatihah (1) ayat 6-7:
  "Tunjukilah[1] Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."[2]

[1] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[2] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Terdapat tiga (3) golongan terkait ilmu dan amal, yaitu:
1.    Orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.
       Mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh ﷲ untuk menempuh shiratal  
       mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para Nabi, orang-orang 
       jujur, para syuhada dan orang-orang shalih dan merekalah teman terbaik.
2.    Orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya
       Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh ﷲ
3.    Orang yang beramal tanpa ilmu.
       Mereka ini adalah orang-orang yang sesat.

URGENSI ILMU BAGI MUSLIMAH
1.    Beriman kepada ﷲ dengan salim.
2.    Beribadah dengan benar.
3.    Berbuat baik pada orang tua.
4.    Membedakan yang haq dan bathil.
5.    Menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.
6.    Mendidik anak dan mentarbiyahnya
7.    Membimbing diri dan orang lain kepada ﷲ
8.    Berdakwah di tengah-tengah kaumnya (hawa).

ANJURAN MENUNTUT ILMU
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah dari jalur Anas bin Malik r.a).
Sebaik-baik perempuan adalah para perempuan Anshor. Tidaklah rasa malu menghalangi mereka untuk tafaqquh (memperdalam pemahaman) dalam agama” (HR. Muslim no. 500, Abu Daud no. 270 dan Ibnu Majah no. 634).

Ibnul Jauzy Rahimahullah berkata: “perempuan adalah seorang yang mukallaf seperti laki-laki. Maka wajib terhadapnya untuk menuntut ilmu tentang perkara-perkara yang diwajibkan terhadapnya agar ia menunaikannya.”
ADAB MUSLIMAH DALAM MENUNTUT ILMU
1.    Ikhlas karena ﷲ
2.    Berdo’a kepada ﷲ agar mendapat taufiq dari menuntut ilmu
3.    Bersemangat (antusias) dalam menuntut ilmu
4.    Berusaha semaksimal mungkin menghadiri kajian-kajian ilmu.
5.    Hendaknya tidak mengucapkan salam jika datang belakangan di tempat kajian karena 
       akan memotong pelajaran yang berjalan kecuali jika tidak mengganggu, maka 
       mengucapkan salam adalah sunnah (fatwa Syaikh Al-Utsaimin dalam fatwa Islamiyyah: 
       jilid 1, hal 170).
6.    Mengamalkan ilmu yang diperoleh, karena sebab hilangnya barokah ilmu aalah tidak 
       mengamalkan ilmu. ﷲ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmu.
       "Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak 
       kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa 
       yang tidak kamu kerjakan. (Ash-Shaf: 2-3)
7.    Tidak memotong perkataan guru yang sedang mengajar sampai beliau 
       menyelesaikannya.
8.    Bertanya pada orang yang tepat.
9.    Menjaga iffah (kehormatan) dengan menutup aurat.
10.   Menjaga pandangan apabila belajar dengan lawan jenis. Melihat hanya sebatas 
       kebutuhan yakni untuk mengetahui orang yang dituju adalah benar.
11.    Menjauhi ikhtilath (bercampur baur dengan lawan jenis dalam satu majelis).
12.    Tidak sombong dengan ilmunya.
       “Tidak akan masuk surga siapa yang terdapat sebesar dzarrah dari sikap sombong 
       dalam hatinya.” (HR. Muslim, Abu Daud, Al-Tirmidzy dan Ibnu Majah).

Wallahu’alam bish showab...

Intisari Kajian Rutin Pagi Hari Masjid Mardliyyah UGM
Oleh. Ustadz Talqis Nurdiyanto, Lc

Meraih Khusyu' dalam Shalat

Permasalahan mengenai shalat yang khusyu' pada dasarnya menjadi masalah dari setiap orang muslim. Banyak yang mengeluhkan kenapa susah sekali untuk bisa khusyu' dalam shalat. Berbagai masukkan pun beragam, salah satunya ada yang mengatakan mesti tahu makna dari setiap bacaan shalat.
 
Memang benar saran tersebut, namun apakah bisa menjamin kita bisa khusyu'?

Pada dasarnya khusyu' bukanlah "sebab" melainkan "akibat". Jadi kita mesti tahu dulu apa sebab-sebab yang mengakibatkan kita susah untuk khusyu' dalam shalat.

Sesungguhnya yang terjadi dalam shalat adalah yang terjadi di luar shalat yang merupakan cerminan dari kita. Urusan shalat bukan hanya urusan ketika shalat tetapi terkait dengan sebelum dan sesudah shalat. Apa yang kita lakukan sebelum waktu shalat dan apa yang kita lakukan setelah melaksanakan shalat.

Shalat yang khusyu' dilihat dari sesudah ia shalat bukan ketika ia shalat. Maksudnya ialah apakah setelah melaksanakan shalat ia menjadi lebih baik dari segi perbuatan, ucapan dan hati.

Khusyu' itu bukan perbuatan badan, tetapi perbuatan hati. Orang yang kelihatan lama dan shalatnya tenang bahkan sampai menutup matanya belum tentu ia khusyu' karena khusyu' itu adanya di hati. 

Shalat adalah pertemuan jiwa dengan Alloh Ar-Rahman.

Tidak sedikit umat islam yang menunaikan shalat, lengkap dengan syarat rukunnya. Namun sedikit sekali yang telah tersambung masuk ke "alam" shalat.

Kenapa bisa tidak tersambung?

Ada beberapa hal (4 selimut kehinaan) yang membuat terpisah (tidak tersambung) dari shalat-shalat yang ditunaikan:
1. Jiwa yang masih kotor oleh dosa, salah dan sia-sia
2. Jiwa yang belum sepandangan dengan Alloh Ta'ala (menolak atau tidak ingin mengikuti apa yang telah diaturkan).
3. Jiwa yang masih menghadap dunia
4. Jiwa yang belum mau "eling" (ingat)

Tiga ciri jiwa yang belum "eling":
1. Berbuat salah yang sudah diketahui salah
2. Memilih yang baik, padahal ada yang lebih baik
3. Lebih memilih kesenangan dunia dari pada kesenangan akhirat.

Apa yang harus dilakukan agar tersambung?

Memahami dan meresapi pesan spiritual yang terkandung dari syarat sah shalat.

Syarat sah shalat terdiri dari:
1. Suci dari hadast dan najis
2. Menutup Aurat
3. Menghadap Kiblat
4. Masuk Waktu Shalat

Pesan spiritual yang terkandung dalam syarat sah shalat tersebut adalah:

1. Suci dari hadast dan najis
    Hal ini menuntun kita untuk membersihkan jiwa dari segala dosa, salah dan perbuatan
    yang sia-sia.
2. Menutup Aurat
    Hal ini menuntun kita untuk meluruskan sudut pandang kita dengan Alloh tentang
    nilai-nilai hidup.
    Contoh yang mudah saja untuk mengetahui apakah kita sepandangan dengan Alloh.
    - Aurat pada umumnya dinilai sebagai sesuatu yang indah. Hal ini yang menjadikan
      sebagian orang (yang memiliki pandangan seperti itu) bahwa aurat harus diperlihatkan
      karena indah. Sesuatu yang indah jangan ditutupi.
      Padahal sesungguhnya aurat adalah suatu keburukan atau aib yang menjadikannya wajib
      untuk ditutupi.
3. Menghadap kiblat
    Hal ini menuntun kita untuk mengahadapkan hidup kita sepenuhnya ke arah akhirat.
    Apapun harus bernilai akhirat. Kala jiwa masih terbelenggu dengan kesenangan duniawi,
    "bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi dalam mi'raj kepada Alloh?"
4. Masuk Waktu Shalat
    Shalat selalu mengingatkan kita untuk sadar sebelum waktunya. Kesadaran hidup kita
    selalu sejalan terhadap waktu. Waktu adalah hamparan sajadah hidup kita. Puncak
    kesadaran kita adalah "Hari ini bisa jadi merupakan hari terakhir hidup saya."


Apakah shalat sudah menjadi kebutuhan kita?
Ataukah masih menjadi beban?

Apakah dosa dan kesia-siaan masih menjadi sesuatu yang menarik bagi hidup kita?
Padahal Alloh menciptakan dosa agar diketahui siapa yang benar-benar baik dan tidak.

Kala pandangan hidup kita belum sejalan dengan Alloh
Bagaimana jiwa kita bisa membumbung tinggi ke mi'raj Alloh?

Wallahu'alam Bish showab.

Intisari Kajian Rutin Pagi Hari, Masjid Mardliyyah UGM
Oleh Ustadz Syatori Abdurrouf



Minggu, 02 Desember 2012

ADA CINTA DI LINGKARAN INI


 Ingatkah kau sahabat saat-saat pertemuan hati kita?
Ketika itu telah ku percayakan padamu sekarung rasa persaudaraan
Untuk kau simpan baik-baik
Karung itu ku simpul erat dengan cinta
Ku lapisi dengan kasih
Agar ia tetap awet walaupun ada saat-saat kita tak bersua

Ingatkah kau sahabat saat kita menyatukan cita kita?
Membentuk lingkaran mimpi yang kita tak izinkan ianya bercelah
Kita tak izinkan ianya tercerai berai dan tak searah lagi
Kita saling menguatkan
Kita saling menyempurnakan

Ah..... aku merasa ada pancaran cinta di lingkaran ini

Apakah kau juga menyadarinya?

Sahabat,
Tetaplah menjadi penguat dalam lingkaran ini
Hingga kita dengan sukses menggapai cita kita bersama

Sabtu, 01 Desember 2012

UNTUKMU PALESTINA

                                            
                                             UNTUKMU PALESTINA

                                 Wahai jiwa-jiwa yang sedang terkoyak
                         Yang menjadi incaran empuk sang zionis yang rakus
                                     Yang malam tidurnya tak nyenyak
                                            Yang siang tetap siaga
                                       Tak gentar menantang maut

                                   Wahai penduduk bumi Al- Anbiya
                      Yang jiwa-jiwanya laksana pasukan Badar yang berani
                                    Walaupun bersenjatakan kerikil
              Semangat pembelaanmu bagai nuklir yang siap di arahkan ke musuh

                                  Wahai jiwa-jiwa yang terus terluka
                               Sungguh syahid sedang membayangimu
                        Percaya surga Alloh sedang menanti kedatanganmu
                                 Semoga berkah Alloh selalu untukmu