Minggu, 06 Maret 2011

PROPOSAL CINTA



“Ndo, kapan kamu menikah ???”
“Abah kepingin kamu segera menikah sebelum waktu bapak habis dan dipanggil Gusti ALLAH”.
Air mata Zahrah jatuh, saat mengenang ayahnya yang telah dipanggil ALLAH 4 tahun yang lalu menyusul ibunya yang telah lebih dulu kembali. Sungguh ia sangat sedih, belum bisa memenuhi permintaan ayahnya untuk segera menikah, bukan karena belum ingin tetapi ALLAH belum berkehendak.
Zahrah adalah anak terakhir dari 4 orang bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Saat ini telah bekerja di salah satu instansi pemerintahan. Zahrah bukan warga asli Yogyakarta, dia berasal dari Sukoharjo dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di UGM, dan saat ini telah berhasil menyelesaikan pendidikannya.
Zahrah juga aktif diberbagai organisasi islam dan memegang kelompok tarbiyah di Yogyakarta.
Dan hari ini Zahrah betul-betul sedih, terkenang permintaan abahnya.
Iya abah, Zahrah ngerti....tapi abah, zahrah tidak mau seperti orang-orang pada umumnya, zahrah punya cara yang berbeda, namanya ta’aruf. Itu cara dalam islam bah
Yo wes, kalau gitu kamu segera ta’aruf saja”
“Iya bah, saat ini Zahrah mau menulis proposal untuk dicarikan sama murrobbi”
Secara lengkap proposal itu diisi dengan sangat detail termasuk sang ikhwan bersedia jika setelah menikah tinggal bersama dengan abahnya.
Waktu itu proposalnya ditulis tahun 2007, namun jodoh belum juga bertemu, sang abah keburu dipanggil ALLAH dan Saat ini sudah menginjak akhir tahun 2010. Namun walaupun begitu Zahrah tidak merasa putus asa, dia tetap semangat dalam berdoa, beraktifitas dengan dakwahnya. Yah, Zahrah termasuk kader islam yang tangguh, dia akhwat yang sangat bersemangat dalam dakwah walaupun cobaan datang silih berganti.

Zahrah, nanti ba’da ashar ukhti ke rumah ummi ya, ada yang ingin ummi sampaikan” Zahrah membaca sms dari murrobbinya dengan penuh tanda tanya. Apa yang akan ummi sampaikan....apakah berkaitan dengan proposal itu ???.
Sehabis shalat Ashar, zahrah langsung menstater motornya dan meluncur ke rumah murrobbinya. Dalam hatinya ia tak henti-hentinya berdoa, semoga ada kabar gembira yang selama ini di nantikannya. Tak lama zahrah pun sampai dipekarangan rumah ummu Aisyah.
Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam wr wb. Monggo zahrah, masuk....”
“Iya ummi”
Zahrah langsung memasuki rumah ummu Aisyah dan duduk di ruang belajar.
Ada apa ummi ??”
“Ada kabar gembira Zahrah, Ada ikhwan yang ingin ta’aruf dengan anti, dia sudah membaca proposal anti”
“Alhamdulillah y Allah”
“Oh ya, ini proposal ikhwan itu, silahkan anti baca juga. Emm...kalian akan bertemu besok disini, tapi untuk waktunya zahrah saja yang menentukan. Gimana, zahrah ada waktu besok ??”
“Iya, Insya ALLAH ummi. Aku pengen bertemu pukul 11.45, dan jam segitu sudah ada disini”
“Oke, nanti ummi minta suami ummi sampaikan ke dia”
“Emm..kalau begitu Zahrah permisi dulu ummi. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam wr wb, hati-hati dijalan ya”

Keesokkan harinya, Pukul 10.30 zahrah sudah berangkat menuju rumah ummu Aisyah. Dia tidak mau terlambat. 30 menit diperjalanan akhirnya sampai juga dirumah ummu Aisyah. Saat itu Zahrah begitu sangat gugup..Padahal sang ikhwan belum datang.
Sabar ya zahrah, tadi Faishal sms, katanya 5 menit lagi nyampe” kata ummu Aisyah.....dan hal itu membuat hati Zahrah semakin tidak karuan, dia begitu gugup.
Assalamu’alaikum” terdengar suara seorang ikhwan memberi salam dari luar. Ternyata dialah Faishal yang sedari tadi ditunggu oleh Zahrah.
eh, nak Faishal. Silakan masuk” suami ummu Aisyah menyambut penuh hangat ikhwan yang satu itu.
Faishal adalah alumni mahasiswa UIN jurusan tarbiyah dan saat ini juga telah bekerja dijakarta disebuah instansi pemerintahan juga. Faishal berasal dari Boyolali.
Afwan, rupanya ana telat”
“Antum tidak telat, tinggal 30 menit lagi pukul 12. Berarti lebih cepat 15 menit dari waktu yang ditentukan” terang suami ummu Aisyah.
Proses ta’aruf pun berjalan, rupanya mereka sudah merasa cocok. Zahrah dan Faishal tidak menggunakan waktu untuk berpikir lagi ataupun istikharah. Karena itu sudah dilakukan sebelumnya. Dan inilah jawaban Allah atas doa mereka.

Zahrah lalu memperkenalkan sang ikhwan dengan keluarganya dan begitu pula sebaliknya. Alhamdulillah ternyata masing-masing keluarga merestui. Kedua belah pihak keluargapun saling mengunjungi guna membicarakan hal-hal urgen selanjutnya untuk anak-anak mereka.

Malam itu Zahrah bangun tepat disepertiga malam. Dia bermunajat kepada Yang Maha Memiliki. Air matanya jatuh, entah itu luapan kebahagiaan atau kesedihan.
Ya, tentu saja dia sangat bahagia telah bertemu sang penjaga hatinya. Namun juga sedih karena kedua orang tuanya tidak dapat menyaksikan hari bahagianya menyempurnakan setengah agamanya yang tinggal 2 minggu lagi.
Terlebih lagi Faishal sempat menanyakan abahnya, karena dia sempat membaca syarat yang diajukan oleh Zahrah. Faishal pun juga ikut bersedih tidak sempat bertemu dengan calon mertuanya itu.

Akhirnya, hari bahagia itupun tiba.......semua yang datang begitu sangat berbahagia, mulai dari teman-teman ngaji Zahrah sampai adik-adik yang dibimbingnya.
Ya....Allah telah mempertemukan Zahrah dan Faishal dengan cara yang unik. Yang jauh dari ikhtilat. Cinta mereka tumbuh karena ALLAH.
Allah menyatukan mereka lewat proposal cinta yang diajukan dengan isi yang ditulis dengan jujur guna mencari ridho ALLAH.

___SELESAI___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar